Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Relokasi, Warga Kampung Pulo Khawatir Menata Hidup dari Nol

Kompas.com - 08/02/2013, 22:05 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski belum ada sosialisasi yang jelas, proyek relokasi warga di bantaran Sungai Ciliwung sudah di depan mata. Namun, kegelisahan mengusik mereka. Warga takut kesejahteraan di tempat tinggal yang baru tidak lebih baik dibanding di tempat sekarang.

Abu Thalib (42), seorang warga RT 12, RW 03, Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, adalah salah seorang warga yang gelisah. Sehari-hari, ayah dua anak itu berjualan makanan-minuman ringan. Ia khawatir jika di tempat yang baru, ia harus memulai dari awal usahanya.

"Di sini kan dekat sama pasar, jadi gampang dapat pembeli. Kalau pindah, pasti kan mulai dari nol lagi," ujar Abu saat ditemui Kompas.com di lapak jualannya, Jumat (8/2/2013) siang.

Berjualan minuman ringan adalah mata pencarian utama keluarga Abu. Setiap hari pendapatannya maksimal Rp 50.000. Ia mengaku penghasilan tersebut cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya. Namun, ia ragu kondisi itu dapat bertahan jika ia sekeluarga direlokasi.

Senada dengan Abu, Zaenal Arifin (35), warga RT 08 RW 02, Kampung Pulo, juga mengungkapkan kegelisahannya. Berbekal ijazah STM dan pernah bekerja di bengkel, Ipin, begitu ia akrab disapa, menggantungkan hidup dari panggilan para tetangga yang membutuhkan jasanya. "Memang dikenal orang sini bisa betulin motor atau barang-barang elektronik. Kan disini sudah saling kenal, dipanggil sama tetangga sini saja, Pin betulin motor gue dong, gitu," ujarnya.

Meski penghasilannya tak menentu, pria yang masih lajang itu mengaku cukup untuk membantu orangtua serta adik-adiknya yang masih sekolah. Jika sedang ramai, Ipin bisa meraup keuntungan Rp 200.000 satu hari. Namun, jika sepi, Ipin bisa tidak memilki penghasilan sama sekali. Ia khawatir, jika normalisasi Sungai Ciliwung jadi dilakukan dan warga bantaran direlokasi, kesejahteraannya menurun dan kehidupannya menjadi sulit.

Di Kampung Pulo, semua kebutuhan pokok hampir pasti dapat dipenuhi. Pasalnya di kampung yang biasa disebut banjir itu terdapat pasar yang menyediakan kebutuhan warganya. Terlebih, rumah warga antara satu dan lainnya berhimpitan sehingga interaksi warga berlangsung dinamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

Terbaik di Jatim, KPK Nilai Pencegahan Korupsi dan Integritas Pemkot Surabaya di Atas Rata-rata Nasional

BrandzView
Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Saksi Sebut SYL Bayar Biduan Rp 100 Juta Pakai Duit Kementan

Nasional
Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Dukung Pemasyarakatan Warga Binaan Lapas, Dompet Dhuafa Terima Penghargaan dari Kemenkumham

Nasional
Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Menginspirasi, Local Hero Pertamina Group Sabet 8 Penghargaan dari Kementerian LHK

Nasional
Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Prabowo Terima Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Industri Pertahanan dan Pertukaran Siswa

Nasional
Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Satgas Rafi 2024 Usai, Pertamina Patra Niaga Apresiasi Penindakan Pelanggaran SPBU oleh Aparat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com