Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Transportasi Laut Indonesia Mahal

Kompas.com - 14/02/2013, 14:59 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengatakan, tarif transportasi laut yang ada di Indonesia itu cukup mahal, hal ini yang menjadi penyebab mengapa masyarakat enggan memakai transportasi laut.

Indikator mahalnya biaya transportasi dan logistik Indonesia diketahui dari International Logistic Performance Index (LPI) Bank Dunia. Dalam data itu, Indonesia menempati posisi di bawah negara-negara Asia Tenggara lainnya, yaitu menempati rangking 59. Sementara Singapura menempati posisi pertama dalam tarif angkutan umum termurah di dunia.

"Transportasi merupakan suatu faktor ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah harus melakukan perubahan, masyarakat dibebani dengan biaya transportasi yang mahal," ujar Ketua Forum Transportasi Laut MTI, Razivwan Anwar, Kamis (14/2/2013).

Razivwan mengatakan, jumlah armada nasional saat ini sudah meningkat pesat, yaitu menjadi 11.272 kapal. Dan 98 persen dari jumlah itu, merupakan kapal tua berkapasitas kecil yang tidak dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Masih sedikitnya kapal yang berkapasitas besar yang juga menjadi salah satu faktor penyebab mahalnya biaya transportasi laut.

Selain itu, faktor transportasi laut lain seperti produktivitas pelabuhan yang rendah, mahalnya biaya tenaga kerja bongkar muat dan tentunya maraknya pungutan liar yang menjadi penyebab mahalnya tarif tranportasi laut lainnya. Sebagai contoh perbandingan biaya transportasi laut untuk mengangkut peti kemas Jakarta-Jayapura sekitar Rp 15 juta atau setara dengan USD 1.800, lebih mahal dari Jakarta-Rotterdam yang hanya sekitar USD 1.500.

Upaya peremajaan kapal juga sering mengalami kendala karena kemampuan permodalan perusahaan nasional yang rendah dan iklim usaha yang tidak kondusif dapat dikatakan menghambat dilakukannya investasi pengadaan kapal baru.

"Kalau tarif tidak kondusif, insvestor akan segan untuk berinvestasi, dan kami akan selalu jalan ditempat," kata Razivwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

Ketua BKSAP Perkuat Komitmen Parlemen Anti-Korupsi dan Dorong Demokrasi Lingkungan di Asia Tenggara

Nasional
Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Pasal-pasal di RUU Penyiaran Dinilai Berupaya Mengendalikan dan Melemahkan Pers

Nasional
Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Korban Meninggal akibat Banjir Lahar di Sumbar Kembali Bertambah, Total 62 Orang

Nasional
Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Indonesia Dukung Pembentukan Global Water Fund di World Water Forum Ke-10

Nasional
Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Nasional
Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Nasional
Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com