JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua tak tahu mengapa mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum merasa tidak disukai pendiri partai itu, Susilo Bambang Yudhoyono. Max bahkan mengatakan bahwa pada Kongres Demokrat pada 2010 lalu di Bandung, SBY justru mengamankan Anas yang akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Demokrat.
"Sejak awal, saya pikir sejak kongres semuanya kan mengamankan hasil kongres itu biarpun ada hal-hal yang dilaporkan tidak sejalan dengan komitmen politik sebuah kongres. Pak SBY langsung katakan, mari kita amankan hasil kongres bahwa Anas terpilih," ujar Max saat dihubungi wartawan, Rabu (27/2/2013). Max pun yakin SBY bukannya tidak suka kepada Anas atau bahkan meminta Anas mundur dari kongres.
SBY, kata Max, ketika itu mengatakan kepada para kader yang ikut kongres untuk memilih sesuai hati nurani. "Saya kira tidak ada pro dan kontra di sana. Saat Anas menjadi Ketum diamankan," kata dia.
Max, yang pada saat kongres tahun 2010 lalu menjadi tim sukses Marzuki Alie, mengaku tak tahu apa yang membekas di hati Anas. "Selama ini, Anas soalnya selalu mengatakan hubungannya dengan SBY seperti adik kakak. Kalau disebut demikian, mungkin ada perasaan lain. SBY itu sudah 2,5 tahun ini tidak urus partai," kata Max.
Anas tak disukai Cikeas
Sebelumnya, Anas dalam menjalankan tugasnya di Partai Demokrat mengaku pernah berseberangan dengan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono terkait beberapa keputusan politik. Akibatnya, SBY pernah menganggapnya keluar dari garis loyalitas.
"Lalu saya katakan (kepada SBY), ini tidak terkait dengan loyalitas. Saya harap beliau bisa mengerti dan memahami," kata Anas saat wawancara dengan RCTI, Rabu (27/2/2013) dini hari. Anas tak menjelaskan secara rinci terkait keputusan-keputusan politik tersebut.
Baginya, perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan politik adalah bagian dari dinamika dalam berpartai politik. Mantan Ketua PB HMI ini sempat mengatakan, ada desain besar operasi kriminalisasi terhadap dirinya.
Lantas, seberapa berbahaya seorang Anas jika tak segera diberhentikan sebagai ketua umum? "Saya juga tidak tahu. Anas tidak memiliki pengaruh. Tak ada kewenangan politik. Popularitas juga segitu-gitu saja," katanya.
Mantan anggota KPU ini bahkan menyebut dirinya sebagai anak kecil yang baru belajar berpartai politik. Tak ada alasan untuk membanding-bandingkan dirinya dengan SBY, pendiri, Ketua Dewan Pembina dan Ketua Majelis Tinggi Demokrat.
"Jadi, sesungguhnya, tak ada alasan untuk takut sama Anas," katanya. Setelah mundur dari posisi ketua umum, Anas mengaku tak pernah melakukan komunikasi dengan SBY maupun Sekjen PD Edhie Baskoro Yudhoyono. Kendati demikian, Anas mengaku menerima pesan-pesan implisit yang dikatakan datang dari Cikeas.
Berita terkait dapat dibaca dalam topik: Krisis Demokrat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.