Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekas Kios untuk Peron dan Lahan Parkir

Kompas.com - 05/03/2013, 11:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Kereta Api Indonesia terus melakukan sterilisasi stasiun. Lokasi bekas pembongkaran kios di stasiun akan dipergunakan untuk peron dan lahan parkir bagi penumpang kereta.

Hari Senin (4/3/2013), pembongkaran 15 kios dilakukan di Stasiun Kramat, Jakarta Pusat. Hingga Januari, pembongkaran sudah dilakukan di 32 stasiun.

Kepala Humas PT KAI Daop I Purbawa tidak menampik bahwa ada penolakan dari pedagang. ”Kalaupun ada pedagang yang protes, kami dekati. Biasanya, mereka meminta penangguhan pembongkaran. Kalau itu memungkinkan, kami turuti. Adapun kontrak-kontrak diselesaikan sebelum pembongkaran kios,” kata Purbawa.

Di Kantor Wali Kota Bekasi, sekitar 100 orang yang menamakan Paguyuban Pedagang Stasiun Kranji berunjuk rasa menolak digusur pihak PT KAI. Padahal, PT KAI sudah melayangkan surat pemberitahuan agar pedagang yang menempati 120 kios dan 200 lapak pergi dari Stasiun Kranji, 14 Desember 2012. Pada 5 Januari, PT KAI dan paguyuban bertemu membahas rencana penggusuran. Tindaklanjutnya, PT KAI mengirim surat pemberitahuan agar kios dikosongkan antara 17 dan 27 Januari.

Namun, sampai penertiban pada 29 Januari, pedagang tidak pergi, tetapi melawan. Penggusuran tertunda sampai kini. Pedagang beralasan usaha mereka legal, serta sudah membayar sewa dan retribusi ke pihak KAI.

”Kami tidak terima digusur begitu saja,” kata Ketua Paguyuban Pedagang Stasiun Kranji Amril Taher. Pedagang bingung sebab belum ada solusi dari pemerintah dan pihak PT KAI. Pedagang belum mempertimbangkan saran untuk relokasi.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi memikirkan negosiasi dengan PT KAI, apakah memungkinkan pedagang berjualan di Stasiun Kranji tanpa mengganggu program perusahaan itu.

Kepala Stasiun Kranji Djayeng Haryanto mengatakan, penggusuran ditempuh sebab PT KAI tengah meningkatkan pelayanan terhadap penumpang.

Peron dan parkir

Penggusuran terhadap pedagang telah dilakukan atas 118 kios di Stasiun Bekasi, berkisar 4 kilometer di timur Stasiun Kranji. Area bekas lapak kini jadi tempat parkir sepeda motor dan mobil.

Kepala Stasiun Bekasi Raden Bagus Sucahyo mengatakan, area bekas pedagang itu dijadikan gedung parkir tiga lantai seluas 4.500 meter persegi sehingga mampu menampung 5.000 mobil dan sepeda motor.

Sebelumnya, Wakil Kepala PT KAI Daop I Dwiyana SR mengatakan, pihaknya tidak berwenang menyediakan pengganti bagi pedagang di stasiun karena itu kewenangan pemerintah daerah (pemda) setempat.

Dwiyana mengatakan, tidak ada area komersial lagi di beberapa stasiun karena lahan yang tersedia tidak luas. ”Prinsip kami, kios dibongkar untuk perpanjangan peron dan parkir. Ke depan, akan dibahas lagi konsep stasiun. Ada beberapa stasiun yang memang telah memiliki konsep jelas setelah ada pembicaraan dengan pemda, seperti Stasiun Jurangmangu, Sudimara, dan Rawabuntu,” ujarnya.

Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah mengatakan, tidak mudah mencari tempat baru untuk pedagang. Sejumlah 40 titik pedagang kaki lima di Jakarta Pusat sudah terisi. ”Bahkan jumlah pedagang sering bertambah kalau kami tidak mengawasi,” katanya.

Dia mengatakan, salah satu peluang adalah pemberian prioritas kios yang dikelola oleh PD Pasar Jaya. Namun, kewenangan itu tidak ada di pihaknya.

Camat Tambora Isnawa Adji mengatakan, pihaknya sudah menawarkan kios di Pasar Mitra Jembatan Lima, Pasar Jembatan Besi, Pasar Duri, dan Pasar Perniagaan kepada pedagang di Stasiun Duri. Tawaran ini diikuti kompensasi di awal pedagang masuk ke pasar. Namun, belum ada pedagang yang tertarik. (BRO/ART)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com