Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perampok Diduga Jaringan Abu Umar

Kompas.com - 17/03/2013, 01:46 WIB

Jakarta, Kompas - Pelaku perampokan toko emas di Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat, diduga terkait dengan jaringan kelompok teroris Abu Umar. Kelompok ini termasuk jaringan yang luas dan dikenal sebagai kelompok yang pernah memasok senjata api dari Filipina selatan.

Aparat kepolisian masih terus mendalami jaringan kelompok perampok yang diduga merampok toko emas untuk mendanai aksi terorisme. 

Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai, di Jakarta, Sabtu (16/3). ”Makmur alias Bram itu kan terkait dengan aksi perampokan di CIMB, Medan. Dia bagian dari jaringan kelompok Abu Umar,” kata Ansyaad Mbai.

Dia menjelaskan, jaringan kelompok teroris selalu memiliki keterkaitan. Abu Umar memiliki anak tiri bernama Farhan. Farhan juga pernah terlibat memasok senjata dari Filipina selatan. ”Jaringan Abu Umar ini sangat luas. Kelompok Farhan itu juga terkait dengan kelompok Thoriq di Beji, Depok, dan kelompok Badri di Solo. Kelompok Badri memiliki jaringan di Poso. Jadi, jaringannya seperti tali-temali,” ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Kepolisian Negara RI Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar menjelaskan, kelompok Farhan pernah latihan menembak di sekitar Gunung Merbabu. ”Tempatnya disebut pos Himalaya,” katanya.

Kelompok Farhan berlatih sekitar tiga bulan. ”Mereka berencana mencari dana dengan merampok toko emas, tetapi belum terlaksana,” tuturnya (Kompas, 5/11/2012).

Secara terpisah, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Suhardi Alius, Sabtu, mengungkapkan, aparat kepolisian masih terus mendalami empat tersangka perampok yang ditangkap hidup. ”Empat orang itu masih terus didalami,” katanya. Selain itu, aparat kepolisian juga masih memburu seorang tersangka.

Menurut Suhardi, kelompok jaringan teroris saat ini cenderung berkelompok dalam melakukan aksi terorisme, antara lain mencari dana untuk aksi terorisme dengan cara merampok toko emas. 

Serang polisi dan tentara

Polda Metro Jaya didukung Densus 88 Antiteror Polri masih melakukan pendalaman kasus teroris perampok. Ada pengakuan dari empat tersangka bahwa menurut rencana, 14 bom rakitan tersebut untuk meledakkan sejumlah kantor Polri dan TNI.

Terkait tiga jenazah teroris, baru keluarga Kodrat alias Polo (33) yang datang ke Polda Metro Jaya untuk mengurus pengambilan jenazahnya, kemarin.

”Kasus tersebut masih ditangani Polda didukung Densus 88. Masih dalam pengembangan. Seorang tersangka atas nama F masih kami buru,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, kemarin.

Ia menambahkan, Nia Kurniati (25) bersama keluarganya sudah datang untuk mengurus pengambilan jenazah suaminya, Kodrat alias Polo, satu dari tiga teroris yang tewas tertembak polisi saat penyergapan mereka. Kemungkinan, kata Rikwanto, Minggu ini, jika proses otopsi selesai, keluarganya bisa membawa jenazah Polo pulang.

Secara terpisah, Kepala Subdirektorat Reserse Mobil Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan mengatakan, sejumlah anggotanya masih bekerja di lapangan untuk memburu F.

Adapun mengenai hasil pemeriksaan terhadap empat tersangka teroris, Herry mengatakan, sudah ada pengakuan dari mereka bahwa 14 bom rakitan tersebut mereka buat untuk menyerang atau meledakkan sejumlah kantor kepolisian dan TNI. Namun, Herry tidak bersedia menyebutkan kantor-kantor kepolisian dan TNI yang menjadi target mereka.

Herry hanya mengatakan, tujuh tersangka tersebut sudah bisa membuat bom rakitan. ”Tersangka Polo, yang tewas itu, adalah amir dari jaringan atau kelompok ini,” ujarnya.

Saat ini, lanjutnya, pihaknya sedang mengidentifikasi jaringan tersebut terkait dengan perampokan toko emas di Cileungsi, Kabupaten Bogor, dan beberapa kasus perampokan lain, termasuk kasus perampokan sebuah toko telepon seluler.

Menurut Herry, tidak banyak yang dapat dikorek dari Nia tentang suaminya karena dia menolak berbicara dengan orang yang bukan muhrimnya. ”Dia bilang tidak tahu aktivitas suaminya,” katanya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya, Jumat (15/3), menangkap tujuh pelaku perampokan Toko Emas Terus Jaya, tiga di antaranya tewas tertembak polisi.

Para pelaku diduga jaringan teroris karena mereka mempunyai 5 senjata api dan 14 bom rakitan. Salah seorang pelaku terlibat perampokan Bank CIMB Niaga, Medan, dan bom Beji, Depok.

Kapolda Metro Jaya Irjen Putut Eko Bayuseno menjelaskan, pelaku merampok toko emas milik Siang Khu Lie di Jalan Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat, pada Minggu (10/3) pagi. Para pelaku ditangkap di empat tempat terpisah dalam waktu hampir 24 jam, sejak Kamis (14/3) malam hingga Jumat pagi. ”Tiga di antara pelaku tewas tertembak polisi karena melakukan perlawanan saat ditangkap,” katanya.

Para tersangka tersebut adalah Makmur alias Bram (34) asal Padang, Hendra Hermalan (44) asal Jakarta, Arman (40) asal Padang, Siswanto (38) asal Tegal, Togog alias Anto (33) asal Jakarta, serta Kiting dan Kodrat alias Polo. Mereka disergap di lokasi terpisah, yaitu Pondok Aren, Bintaro, Jakarta Selatan; Teluk Gong, Jakarta Utara; Mustikajaya, Bekasi; dan Pekayon, Jakarta Timur. Tiga orang yang tewas adalah Makmur alias Bram, Arman, dan Kodrat alias Polo.

Barang bukti yang disita adalah 5 senjata api rakitan, 14 bom pipa, 34 peluru kaliber 9, 2 sepeda motor, sekitar 1 kilogram perhiasan emas, dan 1 kunci motor.

Menurut Putut Eko Bayuseno, para pelaku terlibat jaringan teroris, terbukti dengan ditemukannya 14 bom rakitan di lokasi penangkapan. Adapun kemungkinan para pelaku ada yang menjadi anggota sebuah partai politik, ia mengatakan hal tersebut masih didalami. (RTS/FER)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com