Kondisi itu membuat kapasitas tampung Waduk Pluit berkurang dari desainnya 6-8 juta meter kubik menjadi 1-2 juta meter kubik. Keberadaan hunian di atas area genangan juga mempercepat sedimentasi.
Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiyono mengatakan, Rusun Waduk Pluit akan diprioritaskan bagi warga korban banjir dan penghuni area genangan waduk. Namun, pemerintah daerah akan mengundi agar penghuniannya adil.
”Warga yang saat ini menghuni akan didata lagi. Yang jelas, penghuni lingkaran waduk di Penjaringan dan Pluit menjadi prioritas. Jumlah unit yang ada jelas belum cukup untuk menampung warga pindahan. Karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun rusun baru,” kata Bambang.
Ia menambahkan, Pemprov DKI berencana membangun 200 menara setiap tahun. Unit-unitnya diperuntukkan pemilik KTP DKI Jakarta. Keberadaannya diharapkan mendukung penataan kota dan memberi hunian yang lebih layak bagi warga.
Kepala Unit Pengelola Teknis Rusun Wilayah I Jakarta Utara Jati Waluyo mengatakan, pihaknya tengah memperbaiki sebagian unit Rusun Marunda yang rusak. Ia berharap seluruh rumah yang mencapai 2.600 unit bisa segera terisi.
Khusus untuk Rusun Waduk Pluit, kata Jati, pihaknya melibatkan aparat kelurahan, kecamatan, dan kota untuk pengisiannya. Peminatnya jauh lebih tinggi dari unit yang ada. Karena itu, proses pengisian akan dilakukan secara adil dan terbuka agar tidak timbul masalah.