Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Sindir RS Jadi Tempat "Shooting" hingga Cucu SBY

Kompas.com - 10/04/2013, 17:20 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com  — Saat berdemo di depan Kementerian Kesehatan, orator elemen buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyindir rumah sakit yang dijadikan tempat shooting sinetron. Mereka juga menyindir perbedaan pelayanan untuk bayi Dera dan cucu Presiden SBY.

"Rumah sakit buat shooting, sekalian aja rumah sakitnya dijadiin studio band," ujar Baris Silitonga, orator aksi buruh dari KSPI, Rabu (10/4/2013).

Selain itu, para buruh juga menolak penahapan peserta jaminan kesehatan. Mereka meminta agar Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2012 tentang Jaminan Kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

"Apa bedanya bayi Dera dengan cucunya Presiden? Sakitnya sama. Rakyat miskin jika sakit dipersusah. Perpres tidak dilaksanakan, ini ada apa? Jangan-jangan ini ada permainan antara Menteri Kesehatan dan Menteri Keuangan. Presiden bilang rakyat miskin di Indonesia turun sekitar 26 persen, itu semua karena rakyat miskinnya mati enggak diobatin," kata Baris.

Di akhir kesempatan, buruh meminta agar pemerintah serius dalam menyingkapi tuntutan mereka untuk menjalankan jaminan kesehatan kepada seluruh masyarakat tanpa pengecualian. Mereka mengancam jika tuntutan tidak dipenuhi, mereka akan melakukan aksi yang lebih besar tepat pada peringatan Hari Buruh pada 1 Mei 2013.

"1 Mei kita akan melumpuhkan semua akses-akses yang ada di Jakarta," kata Baris.

Dalam aksi di Kemenkes itu, para buruh datang menggunakan puluhan bus, empat mobil orator, serta puluhan pengguna sepeda motor. Selama aksi tersebut, satu jalur lambat tepat di depan Gedung Kemenkes yang menuju arah Menteng ditutup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com