Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi "Cuma Berani" Pakai Kelas Ekonomi

Kompas.com - 15/04/2013, 06:34 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — "Is he Jokowi (Joko Widodo)?" tanya salah satu warga negara asing yang menumpang pesawat Garuda Indonesia rute Solo-Jakarta, Minggu (14/4/2013) malam. Penumpang itu bertanya kepada rekannya ketika suasana kelas ekonomi sedikit riuh setelah Jokowi melintas bersama ibundanya, Sujiatmi Notomiharjo.

Orang asing lain yang duduk di barisan tengah lalu berdiri untuk melihat Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, Jokowi duduk di bangku nomor 28 atau di deretan belakang. "I can't see. Where is he?" kata penumpang lain sambil celingak-celinguk mencari celah.

Malam itu, Jokowi usai menghadiri rangkaian acara deklarasi pasangan Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko yang diusung PDI Perjuangan sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (14/4/2013). Jokowi datang ke kampung halamannya pada Sabtu (13/4/2013) sore.

Ketika tiba di Bandara Adi Sumarmo, mantan Wali Kota Surakarta itu sudah disambut masyarakat Solo. Begitu pula selama acara deklarasi di Stadion Manahan. Masyarakat berebut untuk berjabat tangan atau foto bersama.

Ketika berbincang-bincang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Jokowi mengaku masih suka kembali ke Solo. Biasanya, ia kembali untuk menghadiri acara nikahan kerabat di akhir pekan. "Anak-anak kan juga di sana (Solo)," kata Jokowi.

Lalu, mengapa Anda duduk di kelas ekonomi? Jokowi bercerita, jika bepergian ke luar kota ketika masih menjadi pengusaha dulu, ia memang biasa duduk di kelas bisnis Garuda. Namun, ia memilih turun kelas setelah menjadi orang nomor satu di Surakarta. Kebiasaan itu diteruskannya ketika menjadi DKI 1. "Kalau dulu beli tiket bisnis kan pakai duit saya. Kalau sekarang kan duitnya masyarakat (dari gaji). Enggak berani saya (duduk di kelas bisnis)," kata Jokowi sambil menarik satu kopernya.

Rupanya, Jokowi mempunyai tempat duduk favorit di dalam pesawat. "Dari dulu saya di (nomor) 28 atau 29. Kalau enggak di situ enggak mau naik," kata Jokowi terkekeh-kekeh. Tanpa memberi jawaban, ia kembali tertawa ketika ditanya mengapa memilih dua nomor itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

    Nasional
    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

    Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

    Nasional
    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

    Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

    Nasional
    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

    Nasional
    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

    Nasional
    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

    Nasional
    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

    Nasional
    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

    Nasional
    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

    Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

    Nasional
    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

    Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

    Nasional
    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

    Nasional
    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

    Nasional
    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

    Nasional
    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com