Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Panen Menghantui

Kompas.com - 17/04/2013, 03:06 WIB

Paser, Kompas - Banjir yang melanda sejumlah wilayah Tanah Air berangsur surut. Namun, bencana tersebut tak hanya menyisakan duka atas jatuhnya belasan korban jiwa, tetapi juga menimbulkan kerugian materi. Kegagalan panen merupakan ancaman paling menonjol yang menghantui petani.

Banjir di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menyebabkan 465 hektar padi siap panen di dua kecamatan rusak dan membusuk. Total kerugian yang dialami petani sekitar Rp 3,4 miliar. Pemerintah setempat akan meminta kepada pemerintah provinsi dan pusat agar membantu pengadaan benih dan pupuk untuk masa tanam berikutnya.

Jianah (50), petani Dukuh Karangturi, Desa Setrokalangan, Selasa (16/4), memperkirakan kerugiannya sekitar Rp 8 juta. Gabah hasil panen dini tidak laku dijual karena penuh dengan lumpur dan sulit dikeringkan. ”Saya akan memanfaatkan hasil panen itu untuk mencukupi kebutuhan sendiri karena tak mungkin laku dijual,” kata Jianah.

Kepala Bidang Tanaman dan Hortikultura Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Kudus Harsito mengatakan, padi yang puso di Kecamatan Jati seluas 151 hektar dan di Kecamatan Kaliwungu 314 hektar. Rata-rata kerugian petani per hektar Rp 7,5 juta.

Kerusakan tanaman padi di dua kecamatan itu cukup merata pascabanjir surut. Di Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, misalnya, tanaman dan bulir padi berlumpur.

Pada Selasa siang, PT Djarum dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) memberikan bantuan air bersih dan bahan makanan kepada korban banjir Kudus. Pascabanjir surut, warga sangat memerlukan bantuan pangan dan air bersih karena stok pangan mereka terbatas dan sejumlah sumur bercampur air banjir.

Perwakilan PT Djarum Kudus, Hardi Cahyana, mengemukakan, PT Djarum memberikan bantuan air bersih sebanyak 10.000 liter kepada warga Dukuh Karangturi, Desa Setrokalangan. Air bersih itu didrop dengan truk pemadam kebakaran yang menggunakan tangki antikarat. Warga memanfaatkan air bersih itu untuk membersihkan peralatan masak, memasak, dan air minum.

Sementara itu, di Kecamatan Longkali, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, sedikitnya 800 hektar sawah gagal panen. Pemerintah Kabupaten Paser akan membantu petani dalam penyediaan benih, pupuk, dan obat.

”Pemkab akan menyalurkan bantuan, bukan dalam bentuk uang, melainkan bibit, pupuk, dan obat-obatan,” ujar Adi Maulana, Kepala Bagian Humas Pemkab Paser.

Jika dihitung harga gabah kering panen Rp 3.500 per kg dan per hektar menghasilkan panenan 8 ton, kerugian petani di Mendik untuk padi saja mencapai Rp 2,5 miliar. ”Sudah ada tim dari Pemkab Paser yang meninjau sawah-sawah kami. Semoga kami bisa dibantu agar segera bercocok tanam lagi,” kata Tugino, Ketua Kelompok Tani Krida Taka, Kecamatan Longkali.

Sementara itu, banjir kembali melanda Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, Selasa, akibat meluapnya Sungai Kemuning. Ratusan rumah di 10 desa dan jalan-jalan utama terendam.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jatim Sudarmawan mengatakan, 10 desa yang terendam terdapat di Kecamatan Sampang, pusat kabupaten. Ketinggian air mencapai 1 meter.

Banjir di Sampang kali ini tidak sedahsyat 7-9 April lalu yang menyebabkan 5 warga tewas dan merendam 16 desa.(PRA/HEN/DIA/ILO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com