Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapil "Neraka" Rawan Persaingan Tidak Sehat

Kompas.com - 25/04/2013, 20:02 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah daerah pemilihan dalam Pemilihan Umum 2014 menjadi medan pertarungan beberapa tokoh nasional dan partai politik ternama. Persaingan ketat antarcalon legislatif, baik itu dalam internal parpol maupun parpol lain, dalam satu dapil itu dikhawatirkan dapat memicu persaingan tidak sehat.

Dari data daftar bakal caleg yang dipublikasikan oleh Komisi Pemilihan Umum di situs www.kpu.go.id kemarin, sejumlah dapil yang tercatat sebagai dapil "neraka" itu antara lain DKI Jakarta III, yang mencakup Jakarta Barat, Jakarta Utara ,dan Kepulauan Seribu, serta Sumatera Utara I, yang meliputi Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kota Tebing Tinggi.

Di Dapil DKI Jakarta III, ada delapan partai yang menempatkan kader potensial. Partai Demokrat mengajukan Marzuki Alie, Andi Nurpati, dan Farhat Abbas; PDI Perjunagan mencalonkan Effendi Simbolon dan Richard Sam Bera; dan PKS mengusung Adang Daradjatun. Di dapil yang sama, PPP mencalonkan Achmad Dimyati Natakusumah dan aktor Nashrullah atau Mat Solar. Hanura mengajukan David Chalik, PAN menjagokan Jeremy Thomas dan Ida Daniar Royani; Partai Nasdem mengajukan Jane Shalimar; dan Partai Golkar memilih Tantowi Yahya.

Adapun di Dapil Sumut I, ada dua partai yang menempatkan kader potensialnya, yaitu Partai Demokrat yang mengajukan Ruhut Sitompul, Sutan Bathoegana, dan Ramadhan Pohan serta PKS yang mencalonkan Tifatul Sembiring.

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Dwipayana, mengatakan, banyaknya tokoh nasional yang bertarung di dalam satu dapil memungkinkan timbulnya persaingan ketat. Hal itu diakibatkan karena adanya pertarungan gengsi dan reputasi yang dipertaruhkan di sana, baik dalam hal figur caleg itu sendiri maupun parpolnya.

"Ada dapil-dapil yang sangat kompetitif, terutama dapil-dapil yang diisi oleh tokoh-tokoh nasional. Penempatan caleg pada dapil itu pun tidak sembarangan karena persoalan kalkulasi perolehan suara dan kursi di sana," kata Ari saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/4/2013).

Ia menyebutkan, karena ketatnya persaingan untuk mendulang suara yang ada, tidak heran jika nantinya di dapil "neraka" itu akan terjadi persaingan tidak sehat. "Yang harus diwaspadai di sini adalah timbulnya politik uang dan black campaign antarcaleg," ujarnya.

Untuk itu, ia meminta agar masyarakat cermat dalam memilih caleg yang akan menjadi wakilnya di kursi parlemen. Ia berpendapat bahwa caleg yang mampu memobilisasi pemilih dalam jumlah besar belum tentu dapat menjadi wakil yang baik di kursi parlemen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

    Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

    Nasional
    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

    Nasional
    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

    Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

    Nasional
    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

    Nasional
    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

    Nasional
    Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

    Nasional
    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

    Nasional
    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com