Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Cuma Jokowi, Buka Diri Capres Alternatif Lain

Kompas.com - 05/05/2013, 16:21 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai politik dan media massa diminta membuka diri terhadap tokoh lain yang layak untuk diusung sebagai calon presiden atau wakil presiden di Pemilu 2014. Masih banyak tokoh, terutama di daerah, yang berpotensi menjadi pemimpin nasional selanjutnya. Namun, mereka kurang terangkat.

Hal itu terungkap dalam rilis Pol Tracking Intitute "Mencari Kandidat Alternatif 2014: Figur Potensial dari Daerah" di Jakarta, Minggu (5/5/2013). Hadir Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute Hanta Yuda, Pakar Psikologi Politik Hamdi Muluk, dan Pakar Hukum Tata Negara Irman Putra Sidin.

Hasil riset Pol Tracking, ada 10 orang yang dianggap layak sebagai capres alternatif. Mereka, yakni Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi (skor 82,54), Walikota Surabaya Tri Rismaharini (skor 76,33), mantan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad (skor 70,38), Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo (skor 70,31), Bupati Kutai Timur Isran Noor (skor 70,14),mantan Gubernur Sumatera Barat yang kini menjabat Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi (skor 70,01), Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang (skor 69,93), Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto (skor 69,78), Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang (skor 68,39), dan mantan Wali Kota Blitar Djarot Syaiful Hidayat (skor 68,38).

Irman mengatakan, parpol tidak perlu khawatir terhadap munculnya banyak figur alternatif. Pasalnya, hasil riset Pol Tracking Institute menunjukkan mereka yang dianggap layak diusung di pilpres kebanyakan berasal parpol atau diusung parpol ketika pilkada.

"Artinya, ayo dong parpol buka diri. Jangan mentang-mentang keluarga dia yang mendirikan parpol, kemudian saya yang tentukan 'menu' (capres) kita di 2014. Ngapain harus takut," kata Irman.

Irman juga berharap media tidak hanya mengangkat kinerja Jokowi ke tingkat nasional, seolah-olah hanya Jokowi gubernur di Indonesia. Media diharapkan juga mengangkat prestasi kepala daerah lain sehingga semakin banyak pilihan calon pemimpin nasional bagi publik.

Hanta menambahkan, jika media gencar mengangkat tokoh lain yang berprestasi, parpol pasti akan melirik. Ia memberi contoh ketika media massa banyak memberitakan Jokowi. Kini, beberapa elite parpol tertarik untuk mengusung Jokowi sebagai cawapres.

Hanta mengatakan, publik sekarang ini cenderung melihat kinerja seseorang selama memimpin, bukan lagi popularitas. "Untuk itu, parpol harus cari orang terbaik dan dinominasikan. Kalau parpol tidak ada niat mengusung yang terbaik, yah kita paksakan," pungkasnya.

Seperti diberitakan, saat ini tinggal lima parpol yang belum menetapkan capres untuk Pilpres 2014. Parpol tersebut, yakni Partai Demokrat, PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Kebangkitan Bangsa. Demokrat dan PPP akan memilih capres melalui konvensi.

Adapun parpol lain sudah menetapkan capres, yakni Partai Golkar (Aburizal Bakrie), Partai Gerindra (Prabowo Subianto), Partai Hanura (Wiranto), dan Partai Amanat Nasional (Hatta Rajasa).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

Nasional
Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

ICW Catat 731 Kasus Korupsi pada 2023, Jumlahnya Meningkat Siginifikan

Nasional
Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Anies Serius Pertimbangkan Maju Lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Ditanya soal Bursa Menteri Kabinet Prabowo, Maruarar Sirait Ngaku Dipanggil Prabowo Hari Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com