Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Cabuli Siswinya Hanya Karena Bahu Dipegang

Kompas.com - 13/05/2013, 15:00 WIB
Kontributor Kompas TV, Muzzammil D. Massa

Penulis

GORONTALO, KOMPAS.com - UB (48), oknum guru SD tersangka pencabulan enam siswa di Gorontalo mengaku melakukan perbuatan bejatnya akibat tergoda oleh para korban.

Di hadapan penyidik, UB mengaku awalnya dia hanya berniat menghukum korban SN (14) yang kerap terlambat masuk dan tidak bersedia disuruh membersihkan sampah.

"Saya suruh dia (SN) membersihkan kamar mandi. Selain kamar mandinya sudah berlumut, dia juga banyak melakukan kesalahan," tutur UB saat diperiksa penyidik kepolisian di Mapolres Gorontalo, Senin (13/05/2013).

Terasangka mengaku, saat berada di dalam kamar mandi tersebut SN mulai menangis sambil mendekati dirinya. "Dia pegang bahu saya. Saya bilang jangan, jangan, jangan, tapi dia tetap memegang," kata UB.

UB lantas balas memeluk dan mencium dahi korban. Saat itu, menurut pengakuan UB, korban tidak disetubuhinya.

"Saat itu (maaf) kemaluan saya bahkan tak sempat berdiri karena saya teringat anak saya sendiri," kata UB.

"Hukuman" kamar mandi itu berlangsung sebanyak tiga kali. Di kali ketiga barulah UB menggauli SN.

Keterangan Umar ini berbeda dengan pengakuan korban. Menurut Kapolres Gorontalo AKBP Budi Setiawan, korban mengalami pemaksaan dan pengancaman.

"Korban diancam. Mulutnya disumpal menggunakan pakaian dalam," kata Budi.

Menurut hasil visum et repertum, korban SN mengalami luka robekan tidak beraturan pada selaput dara akibat kekerasan benda tumpul. Polisi masih mengembangkan kasus ini.

Saat ini polisi menemukan fakta baru bahwa tersangka tak hanya mencabuli SN. Sejak tahun 2011, tersangka diduga juga mencabuli lima siswi lainnya yaitu NS(14), SH (12), WN (13), S (14), dan K (14).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com