Jakarta, Kompas
”Direktori sekolah atau madrasah aman sudah disiapkan. Bahan tertulis itu bisa jadi inisiatif mendorong praktik-praktik yang baik mewujudkan sekolah atau madrasah yang aman dari bencana,” kata Yanti Sriyulianti, Ketua Sekretariat Nasional Sekolah Aman, di Jakarta, Jumat (17/5).
Rencananya, direktori itu akan dikenalkan pada Global Platform for DRR di Geneva, Swiss, oleh BNPB pada 19-24 Mei. Terwujudnya sekolah/madrasah aman dari bencana itu bagian dari pengurangan risiko bencana, terutama bagi sekolah di kawasan rawan bencana.
Menurut Yanti, dari program rehabilitasi sekolah yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), setidaknya ada 640 sekolah terbukti aman untuk kategori satu. Sekitar 75 persen sekolah berada di daerah kategori rawan bencana, mulai tingkat rendah hingga tinggi.
Gerakan sekolah/madrasah aman juga dilakukan berbagai pihak, salah satunya perkumpulan Keluarga Pendidikan (KerLiP). Zamzam Muzakky dari Divisi Penelitian dan Pengembangan KerLiP mengatakan, KerLiP menjangkau 232 sekolah/madrasah di sejumlah daerah. Dikembangkan juga pemilihan siswa sebagai duta sekolah/madrasah aman.
Menurut Yanti, sudah ada buku pedoman penerapan sekolah/ madrasah aman dari bencana. BNPB bersama Kemdikbud dan Kementerian Agama serta instansi lain mengupayakan partisipasi banyak mitra mendorong pengurangan risiko bencana.
Sekolah/madrasah aman harus memenuhi kriteria struktural dan nonstruktural. Lokasi sekolah itu semestinya aman dari bencana. Selain itu, struktur bangunan memenuhi standar nasional Indonesia tentang bangunan tahan gempa. Desain dan tata letak kelas memungkinkan upaya penyelamatan diri yang cepat.
Untuk nonstruktural, sekolah/ madrasah aman mesti memenuhi parameter pengetahuan, sikap dan tindakan, mobilisasi sumber daya, kebijakan sekolah, serta perencanaan kesiapsiagaan. Indikator dari nonstruktural itu sederhananya ada jalur evakuasi yang dikenali warga sekolah. Ada rencana evakuasi terintegrasi dan rencana kontingensi serta komunitas siaga bencana.
”Butuh juga kebijakan sekolah mendukung keberlanjutan penerapan sekolah/madrasah aman dari bencana,” kata Yanti. Di sekolah juga akan digerakkan simulasi evakuasi bencana.