Pendistribusian kartu ini merupakan yang kedua kali dilaksanakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebelumnya, November 2012, Pemprov DKI juga sudah membagikan 985 KJS kepada warga di wilayah Jakarta Utara. Namun, saat itu, pemerintah masih menghadapi kendala terkait pembayaran klaim rumah sakit.
Menurut Gubernur DKI Joko Widodo, program KJS akan menjadi wadah perubahan menuju sistem pelayanan kesehatan yang lebih baik. Program ini akan dijalankan maksimal walaupun masih ada yang menentang.
”KJS akan tetap dijalankan. Apabila semuanya berlangsung baik, ini akan menjadi revolusi bagi pelayanan kesehatan di Jakarta. Oleh karena itu, jangan ada yang menghambatnya,” ujar Jokowi, pada acara penyerahan KJS di Puskesmas Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Selasa (28/5).
Mengenai anggaran dan kesiapan dinas kesehatan, tambah Jokowi, tidak ada masalah. ”Anggarannya mencukupi, dan dinkes sangat mampu menjalankan program ini,” kata Jokowi.
Saat berada di Puskesmas Kalideres, Jakarta Barat, Jokowi berjanji, dalam 5-6 bulan ke depan, pembagian KJS bakal lancar. ”Tidak akan ada lagi penumpukan di rumah sakit-rumah sakit di Jakarta,” katanya.
Jokowi mengingatkan warga Jakarta agar tidak tergesa-gesa mengambil keputusan rawat inap di rumah sakit. Sudah banyak puskesmas yang memiliki fasilitas rawat inap memadai.
Sementara itu, menurut Direktur Pelayanan PT Askes Fajriadinur, kuota yang disiapkan Pemprov DKI untuk penyerapan kepesertaan KJS sebanyak 4,7 juta jiwa warga miskin dan rentan miskin di Jakarta. Hingga saat ini, sudah 2,3 juta jiwa yang terserap sebagai peserta KJS. Namun, baru 1,7 juta KJS yang dibagikan, dan selebihnya akan menyusul.
”Bagi yang belum memperoleh kartu tetap akan dilayani di puskesmas dan rumah sakit sesuai standar KJS. Bagi warga yang sudah memperoleh KJS pada November 2012 dapat menukarkan kartunya dengan KJS model baru,” katanya.