Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/06/2013, 14:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI masih belum mengkaji lebih lanjut terkait pembangunan tanggul raksasa atau giant sea wall. Menurut dia, sebelum DKI membangun giant sea wall, Pemprov DKI harus rutin membersihkan sungai dari sampah terlebih dahulu.

"Makanya kita minta dua tahun ini untuk normalisasi sungai dan waduk. Tapi, mau membereskan ini, musti menyiapkan rumah susun, masalahnya itu ada di rusun," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota Jakarta, Senin (17/6/2013).

Pemprov DKI, saat ini, sedang mengebut untuk menggarap rusun dan mengejar para pengembang untuk dapat membangun rusun. Rusun itu akan digunakan sebagai tempat tinggal para warga miskin yang tinggal di bantaran sungai.

Pria yang akrab disapa Ahok itu pun berharap keberadaan giant sea wall di Teluk Jakarta dapat menjadikan perairan di sekitarnya lebih bersih. Selama ini, kata dia, Teluk Jakarta rusak karena umumnya air dari sungai mengalir langsung ke laut tanpa adanya proses penyaringan. Padahal, sungai-sungai di Jakarta kebanyakan tercemar.

Dengan adanya giant sea wall, air dari sungai-sungai yang mengalir ke laut akan diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan laut yang bersih. Selain itu, di lokasi giant sea wall nantinya juga akan ditanami tanaman bakau yang berfungsi menyerap zat-zat beracun agar laut terhindar dari pencemaran.

"Di depan giant sea wall nanti akan ada laut yang bersih, tidak ada lagi pencemaran," kata Basuki.

Pembangunan giant sea wall ini merupakan gagasan mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo untuk menanggulangi banjir, khususnya di sisi utara Jakarta. Tanggul raksasa ini dibangun untuk melindungi Jakarta hingga 1.000 tahun ke depan.

Adapun kegunaan pembangunan giant sea wall itu untuk menjaga bahaya rob dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air bersih. Ada jalan melingkar di atas giant sea wall dan pusat pertumbuhan ekonomi baru.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com