Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulang dari Taiwan, TKW Dirampok dan Dibuang di Tol

Kompas.com - 23/06/2013, 09:20 WIB
JAKARTA, KOMPAS.COM — Nasib naas menimpa Castri Utami (30). Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang baru pulang dari Taiwan ini dibius dan dirampok, Jumat (21/6/2013). Padahal, niat Castri sekembalinya ke kampung halamannya, Cikakak, Bandarharjo, Brebes, Jawa Tengah, ingin membahagiakan anak tunggalnya, Cindy Fatikasari (10).

Namun, kini harta benda dan uang hasil keringatnya menjadi pembantu rumah tangga di Taiwan itu raib. Castri ditemukan tak sadarkan diri di Km 5, tol Taman Mini Indonesia Indah, Makasar, Jakarta Timur, Jumat (21/6/2013) pukul 22.15 WIB oleh petugas kepolisian. Kemudian dia dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Ketika ditemui Wartakota, di ruang perawatan RS Polri Kramat Jati, Sabtu (22/6/2013) siang, Castri tak berdaya terbaring di kasur pasien. Pelipis kirinya tampak lebam. Begitu juga dengan bibirnya yang terlihat pecah. Ia pun mengaku masih pusing dan lemas.

Ia mengenakan kaos putih dengan motif lingkaran-lingkaran kecil hijau. Tubuhnya ditutupi selimut hijau. Wajahnya pucat, jarum infus pun tampak menghiasi tangan kanannya. Saat itu ia ditemani oleh pamannya, Tarwad (41). Dengan suara yang cukup berat, Castri menceritakan kronologi kejadian yang menimpanya.

Menurut Castri, saat itu ia baru saja pulang bekerja sebagai pembantu dari Taiwan. Saat menumpang pesawat dari Taiwan menuju Jakarta, ia bertemu dengan Tami yang berusia sekitar 30 di dalam pesawat.

Di dalam pesawat mereka berkenalan. Tami mengaku bekerja sebagai TKW juga di Taiwan. Tami juga mengaku akan pulang ke kampung halamannya di Plumbon, Cirebon. Mereka tiba di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Jumat (21/6/2013) pukul 14.00. Saat itu Castri hendak dijemput oleh ayahnya Darmanto (50) dan ibunya, Sarsem (40). "Pas sampai di bandara saya telepon bapak saya, tapi katanya baru bisa sampai sore bahkan malam karena lagi macet banget," kata Castri.

Castri pun memutuskannya menunggu di sebuah restoran cepat saji di bandara. Tami ketika itu turut bersama Castri. Tami mengaku sedang menunggu jemputan dari keluarganya. "Nah pas di restoran itu ada laki-laki datang yang bawa tas banyak juga, dia kenalan sama kami di restoran," cerita Castri.

Ridwan, laki-laki berusia sekitar 30-an itu memperkenalkan diri. Ridwan juga mengaku TKI yang baru pulang dan menunggu dijemput oleh kerabatnya. Ridwan mengaku akan pulang ke Arjawinangun, Cirebon.

Setelah berbincang-bincang, Ridwan menawarkan tumpangan jemputannya.

Castri yang enggan menunggu itu akhirnya menelepon keluarganya untuk menjemput di Stasiun Gambir. "Tapi saat itu, bapak sebenarnya udah ngelarang, tapi saya tetap minta buat dijemput di Gambir saja karena macet, dan saya takut nunggu di bandara lama-lama," ujarnya.

Sementara, Castri duduk di bangku tengah, dengan posisi Ridwan duduk di samping kanan dan Tami di samping kiri. "Saya enggak curiga sama sekali, apalagi ada Tami juga yang enggak kenal mereka, lagian mereka juga baik-baik saja," lanjutnya.

Di perjalanan dia dikasih jamu berwarna putih. "Saya sempat nolak karena enggak doyan jamu, tapi si Ridwan harus minum biar enggak masuk angin, ya sudah saya minum karena saya lihat Tami dan keneknya juga minum jamu itu, rasanya pahit," ceritanya.

Lalu mereka melanjutkan perjalanan dan masuk ke dalam tol kembali. Namun, tak berapa lama kemudian, Castri merasa mengantuk. Perlahan ia pun justru terlelap tidur. "Sadar-sadar saya udah di atas kasur lagi didorong-dorong di rumah sakit, saya pikir saya kecelakaan, tapi Tami dan Ridwan enggak ada, saya nggak sama sekali terasa dibuang ke pinggir tol," katanya.

Saat itu juga ia baru sadar barang-barangnya hilang yaitu uang 3.000 dollar Taiwan, 320 dollar Amerika, 3 ponsel, 1 iPad, perhiasan kalung, gelang, serta anting, dan 1 koper berisi pakaian dan makanan. "Saya yakin Tami dan Ridwan pelaku yang merampok saya, dia bius saya pakai jamu itu," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com