Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Permukiman Kumuh Hilang, Kebakaran Berkurang

Kompas.com - 05/07/2013, 15:20 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI berupaya menekan risiko terjadinya kebakaran di permukiman kumuh. Hal itu dilakukan melalui program penataan kampung.

Basuki mengatakan, sebagian besar rumah warga dibangun tanpa izin mendirikan bangunan. Hal ini kemudian memicu tumbuhnya permukiman padat dan kumuh. Di permukiman kumuh inilah sering terjadi kebakaran akibat penggunaan listrik ilegal.

"Kalau kita membangun dan ada IMB-nya, seharusnya kebakaran tidak terjadi. Makanya, saya katakan sekarang, ke depan tidak ada lagi kawasan kumuh dan itu mau kita bedah sesuai dengan program Pak Gubernur," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (5/7/2013).

Basuki menyebutkan, program penataan kampung itu juga ditujukan untuk menghindari risiko terjadinya banjir di kawasan padat penduduk. Ini dikarenakan konsep yang ditawarkan dalam penataan kampung itu adalah dengan merenovasi bangunan di kampung bersama-sama warga, membersihkan sampah, dan sebagainya. Kampung yang akan ditata itu akan dilengkapi dengan ruang terbuka hijau, perpustakaan, dan drainase yang baik.

Pemprov DKI juga memberikan penyuluhan tentang standardisasi kelistrikan agar risiko kebakaran akibat penggunaan listrik yang keliru dapat ditekan. Penyuluhan ini telah dilakukan kepada warga yang tinggal di daerah rawan kebakaran, seperti Tambora di Jakarta Barat.

Pria yang akrab disapa Ahok itu meminta peran aktif Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mengurusi permasalahan listrik di permukiman padat. Adapun Pemprov DKI bertugas mengurus IMB untuk rumah warga.

"Kita hilangkan kawasan kumuh, rata-rata kebakaran itu terjadi di kawasan kumuh. Kita perbaiki secara bertahap," kata Basuki.

Ia mengatakan, dalam jangka pendek, Pemprov DKI dan PLN akan lebih banyak melakukan sosialisasi kepada warga tentang penggunaan listrik yang aman. Sosialisasi itu dilakukan seraya menunggu program penataan kampung dijalankan.

Program penataan kampung telah dimulai dengan pembangunan kampung deret di wilayah Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Pembangunannya telah dimulai pada awal Mei 2013 dan diharapkan selesai pada Agustus 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

    Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

    Megapolitan
    Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

    Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

    Megapolitan
    Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

    Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

    Megapolitan
    Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

    Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

    Megapolitan
    RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

    RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

    Megapolitan
    Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

    Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

    Megapolitan
    Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

    Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

    Megapolitan
    Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

    Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

    Megapolitan
    Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

    Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

    Megapolitan
    PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

    PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

    Megapolitan
    Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

    Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

    Megapolitan
    Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

    Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

    Megapolitan
    Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

    Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

    Megapolitan
    Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

    Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

    Megapolitan
    Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

    Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com