Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebaran Sederhana bagi Kaum Pinggiran

Kompas.com - 08/08/2013, 11:23 WIB

Bagi Suryanto dan keluarganya, Lebaran berarti menahan diri dari pulang kampung. Selepas shalat Idul Fitri, ia akan bermaaf-maafan dengan anak dan istrinya; lalu silaturahim dengan tetangga rumahnya di Teluk Naga, Kabupaten Tangerang; setelah itu, kembali mengojek di Bandara Soekarno-Hatta.

Memaknai Lebaran

Seperti Suryanto, Akbar (38), petugas keamanan di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, juga mempunyai keluarga di Bogor. Meski demikian, ia tidak bisa merayakan Lebaran bersama keluarga. Ia harus bertugas di Stasiun Gambir hingga tujuh hari setelah Lebaran.

”Kerja adalah ibadah. Itulah cara saya memaknai Lebaran dalam situasi saya sebagai petugas keamanan,” ujar Akbar.

Begitulah sekilas potret kehidupan di sebagian kalangan masyarakat bawah. Bagi mereka, mudik dan ber-Lebaran di kampung halaman adalah sebuah kemewahan. Satu-satunya penanda mereka sudah ber-Lebaran adalah shalat Idul Fitri.

”Kami masih bisa shalat hingga Lebaran tahun ini saja harus disyukuri,” ujar Niam (52), pedagang asongan di sekitar Monas, yang tak mudik ke Surabaya, Jawa Timur, karena tak mampu membeli tiket bus.

Padahal, menurut Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Komarudin Hidayat, puncak Lebaran bagi masyarakat Muslim adalah shalat Idul Fitri serta bersilaturahim sesama mereka (keluarga, sanak famili, dan tetangga).

”Saling memaafkan dan merayakan lega rasanya berhasil puasa sebulan. Jadi, pada dasarnya Lebaran perayaan yang merakyat, sederhana,” tuturnya lewat pesan singkat.

Bagi masyarakat urban, kebutuhan utama untuk bisa pulang mudik dengan lancar dan aman adalah sebuah kemewahan. Jika bisa dipenuhi, lengkap sudah perayaan Lebaran.

Jika tidak, ya seperti yang dialami kaum pinggiran, seperti Andi Rusmana, Suryanto, Akbar, Niam, dan warga yang senasib. (AHA/RWN/WER/K06/K13)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com