Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Hadapan Bos Otomotif, Basuki Paparkan Rencana Hadang Mobil Murah

Kompas.com - 30/09/2013, 22:36 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjadi narasumber di salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia, PT Astra International Tbk. Di dalam pemaparannya, Basuki sempat menyinggung tentang kebijakan Low Cost Green Car (LCGC) dan kebijakan yang akan diterapkan DKI untuk menghadang serbuan mobil murah.

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, kebijakan jalan berbayar atau Electronic Road Pricing (ERP) yang segera diterapkan memiliki potensi penambahan pendapatan daerah yang besar.

Di depan para petinggi dan direksi Astra, Basuki menegaskan, apabila kebijakan itu diterapkan dengan angka Rp 50.000 sekali lewat, atau Rp 100.000, maka potensinya dapat mencapai Rp 1 triliun per bulan. Angka itu hanya didapat dari ERP.

"Jadi, bos-bos Astra bayar ERP Rp 50.000 masih bisa lewat lah. Kalau masih macet, kita naikkan tarifnya sampai Rp 100.000," kata Basuki yang disambut gelak tawa para bos otomotif di Gedung Astra International, Jakarta, Senin (30/9/2013).

Tarif ERP hingga mencapai Rp 100 ribu tersebut lebih tinggi dari hasil kajian yang pernah dilakukan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta. Dishub DKI beberapa waktu lalu pernah mengusulkan tarif ERP sebesar Rp 6.579 hingga Rp 21.072.

Apabila tiap bulannya PAD dari ERP mencapai Rp 1 triliun maka PAD yang didapatkan hingga mencapai Rp 12 triliun per tahunnya. Apabila angka itu tercapai, Basuki menjanjikan seluruh transportasi massal, seperti transjakarta dan bus sedang, bebas biaya.

Dengan adanya dampak positif tersebut, maka Basuki tak mau melihat beredarnya peredaran mobil murah hanya dari satu sisi. Karena di sisi lainnya, DKI akan dapat menambah pendapatan dari sektor pajak.

"Sekarang tinggal bagaimana membatasi mereka di jalan. Astra tidak usah khawatir orang tidak beli mobil, pasti dibeli," ujar Basuki.

Pemprov DKI dan PT Astra International sepakat untuk bekerja sama di tiga bidang, yakni pendidikan, kesehatan, dan kebersihan.

Dalam bidang pendidikan, Astra berjanji untuk mendampingi SMK, khususnya program studi otomotif dan beasiswa. Dalam bidang kesehatan, PT Astra International memberikan satu unit ambulans untuk Kelurahan Papanggo, Jakarta Utara.

Dalam bidang kebersihan, Astra menjadi pembina bank sampah, kegiatan 3R (reduce, reuse, recycle), dan membeli produk daur ulang masyarakat.

Chief Corporate Communication and CSR PT Astra International Arief Istanto mengatakan PT Astra sedang berkonsentrasi melakukan CSR di empat bidang yakni lingkungan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, kesehatan, dan pendidikan.

"Untuk sekolah, ada 160 SMK yang telah terhubung dengan program yang diadakan Astra," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com