Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Sekolah di Tengah Pembongkaran Bangunan Ria Rio

Kompas.com - 26/10/2013, 13:47 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah lokasi pembongkaran bangunan warga di RT 06 RW 15 Waduk Ria Rio, Kampung Pedongkelan, Pulogadung Jakarta Timur, sebuah bangunan bersekat dengan dua ruangan berdiri. Bangunan tersebut adalah sekolah dasar (SD) Madrasah Itidyah Swasta (MIS) Al-Istiqomah III C.

Ratusan pelajar yang merupakan anak dari warga sekitar menutut ilmu di sekolah berukuran kecil tersebut. Bagian dalam ruangan nampak sederhana. Batu bata dari tembok ruangan nampak mencolok karena tidak dilapisi cat atau pun diplester.

Lantai ruangan kelas juga tak beralaskan kramik, hanya lantai yang dicor biasa. Hanya tembok depan dan sisi kiri bangunan yang dicat berwarna hijau. Namun suara riuh para pelajar bisa terngar jelas.

Di atas meja, terlihat buku dan alat tulis lengkap yang dibawa para pelajar tersebut. Mereka tampak ceria mengikuti kegiatan belajar mengajar, kendati di sekelilingnya, para pekerja dan Satpol PP tengah menumbuk tembok-tembok rumah warga yang hendak dirubuhkan.

Sekolah ini dibangun bagi warga tak mampu dengan biaya SPP yang terjangkau. Namun, keberadaannya menjadi terancam di tengah pembongkaran terhadap pemukiman warga terkait program normalisasi Waduk Ria Rio oleh Pemprov DKI Jakarta. Pelajar dan guru di sana pun resah. Mereka takut kalau saja bangunan sekolah tersebut termasuk yang ikut dibongkar.

"Orangtua pada resah, termasuk saya juga resah. Gimana keputusannya, anak-anak kalau pindah sekarang enggak mungkin akan diterima di sekolah lain," kata Elizar, guru yang merangkap kepala sekolah swasta tersebut, kepada Kompas.com, Sabtu (26/10/2013).

Elizar mengatakan, ada 101 pelajar yang masih bersekolah di sana. 19 pelajar lain sudah ikut pindah sejak relokasi di lakukan terhadap sebagian warga Ria Rio pada September lalu. SD tersebut melayani jenjang pendidikan dari mulai tingkat taman kanak-kanak hingga kelas V SD. Dua ruangan itu dipakai para pelajar dengan tiga waktu KBM, secara bergantian.

"Mulai jam 7 sampai jam 3 sore dibagi tiga kelas bergantian. Di sini sekolah buat orangtua yang anaknya tidak mampu," ujar Elizar.

Per bulan, lanjutnya, SPP yang dibayarkan di sana Rp 20.000. Ada tiga orang guru yang mengajar di sana, termasuk dirinya. Para pelajarnya merupakan anak dari warga sekitar di pemukiman Ria Rio. Jenjang pendidikannya hanya sampai kelas V SD.

"Karena di sini belum bisa ada ijazah. Kalau ngejar paket tunggunya lama, jadi anak-anak kalau sudah sampai kelas V itu pindah ke sekolah lain," katanya.

Kompas.com/Robertus Belarminus Petugas Satpol PP Bongkar bangunan warga Ria Rio yang telah pindah di rusun Pinus Elok, Cakung, Jakarta Timur. Sabtu (26/10/2013).

Sekolah tersebut telah berdiri sejak tahun 1987. Sekolah ini pernah dibangun kembali saat persitiwa kebakaran terjadi pada awal 2013 lalu yang melanda kawasan tersebut.

"Tadinya habis kebakaran dipersilahkan dibangun. Ternyata setelah habis kebakaran, baru juga jadi (selesai dibangun) begitu, eh (ada yang) dibongkar," ujarnya.

Menanti nasib

Pihaknya menanti keputusan selanjutnya. Dia berharap agar anak-anak tidak menjadi terlantar bila memang bangunan sekolah tersebut termasuk yang akan dibongkar. Dia pun mengaku tidak mengetahui apakah bangunan tersebut termasuk yang akan dibongkar nantinya.

"Pihak Pulomas-nya belum jawab," ujar Elizar.

Banyak warga sekitar yang menyekolah anaknya di sana. Salah satunya, Wahyu Tri (50), warga RT 06 yang kini telah tinggal di Rusun Pinus Elok. Sejak TK, putri semata wayangnya, Anggi (13), pernah menempuh pendidikan di SD Al-Istiqomah. Anggi kini duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) 119, Jakarta Timur.

"Dulu anak saya sekolah di sini. Sangat terbantu SPP nya murah," kata warga yang telah menempati Ria Rio sejak tahun 1988 itu.

Dia berharap, ada perhatian agar tidak dilakukan penertiban terhadap bangunan sekolah tersebut. Pasalnya, masih banyak pelajar bergantung terhadap SD tersebut.

"Harus tanggung jawab ini gimana buat anak-anak. Di sini juga masih ada sisa. Yang penting anak-anak diurusin. Anak sekolah kan penerus perjuangan dan penerus bangsa. Di sini banyak yang enggak mampu, Mas," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Megapolitan
Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Megapolitan
Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com