Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Camat dan Lurah Copot Spanduk Parpol, Bisikan Bermunculan

Kompas.com - 04/01/2014, 10:05 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memerintahkan aparaturnya sampai ke tingkat kelurahan untuk melepas spanduk, baliho, dan alat peraga partai politik yang melanggar peraturan perundangan. Bisik-bisik dan pesan singkat pun langsung bermunculan dari barisan peserta arahan Gubernur.

"Ini sudah masuk tahun politik. Jadi, tolong dicek. Jangan ragu lagi kalau ada bendera partai, tidak pandang partai apa, semuanya sama. Kalau tidak sesuai aturan, langsung copot," tegas Jokowi dalam pertemuan di Balai Agung, Balaikota, Jakarta, Jumat (3/1/2014).

Hadir dalam pertemuan itu adalah semua kepala dinas, wali kota, bupati, camat, dan lurah di lingkungan Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Secara khusus, Jokowi mewanti-wanti para lurah dan camat untuk mencermati peraturan Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta soal aturan pemasangan alat peraga peserta pemilu. "Agar penindakannya tepat," kata dia.

Tak ada contoh

Jokowi menduga, banyaknya partai politik dan calon anggota legislatif yang bandel memasang alat peraga meski melanggar peraturan adalah karena kurangnya keteladanan dari para aparatur negara. Dugaan Jokowi ini berlatar banyaknya spanduk dari instansi pemerintah yang juga melanggar peraturan daerah.

"Kalau kita masang (spanduk) di pagar, orang juga ikutan masang di pagar. Kita bilang jangan masang-masang, kita malah masang. Ini jadi contoh bagi mereka," papar Jokowi. Bisik-bisik terdengar seketika di ruang pertemuan setelah Jokowi menyampaikan seluruh arahan soal spanduk dan alat peraga itu. Beberapa di antara mereka juga lalu mengeluarkan telepon genggam dan mengetikkan pesan singkat.

Seusai pertemuan, Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli tak menampik bahwa dia menjadi salah satu peserta pertemuan yang langsung berbisik-bisik dengan koleganya setelah mendengar arahan soal spanduk dan alat peraga itu. Dia juga mengaku langsung mengirimkan pesan singkat.

"Saya langsung SMS wakil saya, 'Dicopotin itu baliho-baliho di depan kantor kita. Pokoknya saya pulang ke sana sudah harus bersih'," ujar Susan tentang bisik-bisik dan SMS yang sontak beredar di tengah pertemuan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 27 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan Tebal

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 27 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan Tebal

Megapolitan
Ketika Popularitas dan Elektabilitas Anies Dinilai Bikin PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta...

Ketika Popularitas dan Elektabilitas Anies Dinilai Bikin PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta...

Megapolitan
Kasus Ibu Cabuli Anak Kandung Diduga Didalangi Sindikat, Polisi Buru Para Pelaku

Kasus Ibu Cabuli Anak Kandung Diduga Didalangi Sindikat, Polisi Buru Para Pelaku

Megapolitan
Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak Disebut Kerap Ganti Ponsel dan Medsos untuk Hilangkan Jejak

Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak Disebut Kerap Ganti Ponsel dan Medsos untuk Hilangkan Jejak

Megapolitan
PKS Umumkan Duet Anies-Sohibul Iman, PDI-P Dinilai Belum Tentu Merapat

PKS Umumkan Duet Anies-Sohibul Iman, PDI-P Dinilai Belum Tentu Merapat

Megapolitan
Cara ke Jalan Suryakencana dari Stasiun Bogor

Cara ke Jalan Suryakencana dari Stasiun Bogor

Megapolitan
Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com