"Banjir kiriman bagi bantaran Sungai Ciliwung hilir diperkirakan sekitar 9-11 jam setelah pukul 23.00 WIB atau Kamis (30/1/2014) pukul 08.00-10.00 WIB," kata Sutopo kepada Kompas.com, Rabu.
Sebelumnya, hujan yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Selasa malam hingga Rabu (29/1/2014) pagi menyebabkan banjir di sejumlah wilayah. Warga pun kembali didera kesulitan karena tak dapat beraktivitas atau didera kemacetan parah.
Sejumlah sungai di Jakarta dan Bekasi, sesuai warta Kompas Siang, meluap sejak Selasa malam. Sungai Ciliwung kembali meluap sehingga kembali menggenangi Jalan Abdullah Syafei yang menghubungkan Kampung Melayu di Jakarta Timur dengan Tebet di Jakarta Selatan.
Luapan Ciliwung juga kembali membuat para pengungsi yang sudah lebih dari sepekan tidur di tenda pengungsian di Jalan Jatinegara Barat waswas.
Masih di wilayah timur Jakarta, Sungai Cipinang dan Sungai Sunter juga meluap sehingga menyebabkan banjir di sejumlah kawasan atas, seperti Kampung Makassar, Cililitan, dan Cipinang Melayu.
Berdasarkan pantauan Kompas, muka air di Kanal Timur naik cukup signifikan. Meski masih jauh dari bibir tanggul, muka air Kanal Timur ini menghambat aliran sejumlah sungai dan saluran drainase dari wilayah Bekasi yang bermuara di Kanal Timur.
Sejumlah perumahan yang dilintasi Sungai Baru atau Sungai Cikunir, misalnya, tergenang sejak Selasa malam. Perumahan Nasio di Cikunir, Duta Kranji, dan Harapan Baru II di Bekasi Barat, misalnya, kembali dilanda banjir.
Di Tangerang, Banten, sejumlah perumahan juga terendam banjir. Taruna Siaga Bencana Kota Tangerang menyatakan, empat perumahan di Kota Tangerang terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 2,5 meter. Keempat perumahan itu adalah Ciledug Indah I dengan ketinggian air mencapai 20 cm dan Kompleks Departemen Dalam Negeri setinggi 50-70 cm. Selain itu, air setinggi 40 cm merendam perumahan Puri Cipondoh Asri.
Banjir paling parah terjadi di Perumahan Total Persada dengan ketinggian air mencapai 2,5 meter.
Luapan air Sungai Ledug akibat kiriman dari Bogor, Jawa Barat, ditambah curah hujan dengan intensitas tinggi sejak Selasa (28/1/2014) malam hingga Rabu dini hari mengakibatkan perumahan yang menjadi langganan banjir tersebut kembali terendam.
Mumu (25), warga Total Persada, mengatakan, air mulai masuk rumah sekitar pukul 02.00 dini hari. ”Sebagian warga sudah mengungsi. Namun, sebagian lagi masih bertahan di rumah masing-masing,” kata Mumu.
Di Jakarta Selatan, Sungai Krukut juga meluap. Akibatnya, sejumlah ruas jalan yang dilintasi sungai ini terendam banjir sehingga tak bisa dilintasi, seperti Jalan Kapten Tendean dekat Tarakanita, juga di Jalan Kemang. Menurut sejumlah warga di Jalan Pulo Raya, banjir akibat luapan Sungai Krukut kali ini adalah yang terbesar sejak 2007.
Menurut Ny Mahaga, warga Pulo Raya 4, air masuk ke rumah seperti air bah. ”Datangnya tiba-tiba. Arus sangat deras seperti arung jeram. Kaca pintu rumah di bagian belakang dan pintu depan pecah diterjang air,” katanya.
Datangnya banjir yang tiba-tiba dan seperti bah, menurut warga yang tinggal di sana sejak 1962 itu, karena tanggul di belakang rumahnya jebol.