Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sahrul Tolak Pindah ke Rusun meski Rumahnya Ambles di Waduk Pluit

Kompas.com - 06/02/2014, 18:29 WIB
Dian Fath Risalah El Anshari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah satu bulan lebih Daeng Sahrul (42) dan keluarganya hidup menumpang di rumah saudaranya. Rumahnya di bantaran Waduk Pluit, RT 19 RW 17, Penjaringan, Jakarta Utara, ambles pada awal tahun ini. Namun, Sahrul menolak pindah ke rumah susun. Ia ingin merenovasi rumahnya yang berukuran 5x7 meter dan berlantai dua tersebut.

Sahrul mengatakan, hingga kini belum ada respons dari pemerintah setempat terkait kondisi rumahnya. Ia bertekad membangun kembali rumahnya meski tidak ada bantuan dari pemerintah. Itu dilakukan karena ia tidak memiliki tempat tinggal lain di Jakarta. Pengusaha pelelangan ikan di Muara Baru tersebut sementara ini tinggal di rumah saudaranya yang tidak jauh dari rumah tersebut.

"Ya, mau bagaimana lagi, soalnya tidak ada rumah lagi, pihak camat dan lurah baru datang meninjau, belum ada bantuan dari mereka," ujar Sahrul kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2014).

KOMPAS.com/DIAN FATH RISALAH EL ANSHARI Rumah milik Daeng Sahrul (42) ambles sejak 1 Januari 2014. Rumah itu berada di atas permukaan Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Saat ini Sahrul tinggal di sebelah rumahnya yang ambles.

Sahrul merasa sangat beruntung karena rumahnya ambles pada pagi hari. Sekitar pukul 06.00, ia mendengar suara gemuruh seperti bom. Sekitar pukul 08.00 pagi baru rumahnya tersebut ambles sebagian ke Waduk Pluit. Beruntung karena kejadian pagi hari ia bisa menolong ibu, istri, dan kedua anaknya. "Enggak tahu deh kalau kejadiannya malam, saya mungkin sudah enggak ada," ujar Sahrul yang kini tinggal di rumah saudara di sebelah rumahnya.

Sahrul tidak mengelak bahwa sebenarnya rumah yang ia tempati itu bakal terkena program normalisasi Waduk Pluit. Ia juga tahu bahwa dirinya harus pindah dari lahan tersebut.

"Tapi, tetap saja bakal saya bangun lagi. Kalau misal memang harus dipindah, saya terima saja. Namanya warga harus nurut sama pemerintah. Tapi saya enggak mau kalau dipindah ke rusun, cukup ganti rugi saja," kata dia.

Secara terpisah, Wali Kota Jakarta Utara Heru Budi mengatakan sudah meninjau lokasi rumah rubuh tersebut. Ia menyebutkan, pemerintah kota memfasilitasi warga tersebut untuk pindah ke rumah susun karena posisi rumah mereka yang tinggal di atas air. "Kita kan juga sudah imbau untuk tidak tinggal di situ," ujar Heru.

Heru menegaskan tidak akan memberikan ganti rugi kepada warga yang tidak memiliki sertifikat resmi atas tanah yang mereka tinggali. Kepada warga tersebut, pemerintah hanya memfasilitasi pemberian rusun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com