Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Tingkat Wisata Jadi Alternatif Karyawan Saat Bosan di Kantor

Kompas.com - 24/02/2014, 15:25 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pengoperasionalan bus tingkat wisata atau double decker di Jakarta mulai Senin (24/2/2014) ini membawa manfaat bagi beberapa pihak. Tak hanya bagi turis, bus tingkat wisata ini juga menjadi alternatif bagi para karyawan maupun pegawai yang bekerja di kawasan Silang Monas-Pasar Baru.

Penumpang bus tingkat wisata ini juga tidak dikenakan biaya alias gratis selama tiga bulan. Kelebihan-kelebihan itulah yang membuat Andy Pratama (26), seorang pegawai negeri sipil (PNS) di Medan Merdeka Barat, menggunakan bus tingkat tersebut. Ia tidak sendirian, tetapi menumpang bersama teman-temannya sesama PNS dan berkeliling menggunakan bus tingkat wisata sekitar pukul pukul 12.30 WIB atau jam makan siang.

"Bisa jadi alternatif kalau lagi bosan di kantor nih, ha-ha-ha," kata Andy kepada Kompas.com.

Andy menyebutkan, ia dan teman-temannya biasa menggunakan transportasi taksi atau bajaj menuju tempat makan siang di kawasan Bundaran Hotel Indonesia. Kini, dengan menggunakan bus tingkat wisata, mereka bisa menghemat uang transportasi.

Ini menjadi pengalaman pertama Andy menggunakan bus tingkat. Demikian pula bagi Bayu Wirawan (31), seorang PNS DKI. Pada jam makan siang, Bayu bersama tiga temannya sesama PNS DKI mencoba bus tingkat wisata. Berbeda dari Andy yang turun di Bundaran HI untuk makan siang, Bayu sengaja ingin mencoba bus tingkat wisata. Mengetahui ada bus tingkat wisata berhenti di Halte Balaikota, Bayu langsung mengajak ketiga temannya menggunakan transportasi tersebut. Keempatnya langsung mengambil posisi tempat duduk di lantai atas bus tingkat.

Sepanjang jalan, para penumpang itu tampak mengabadikan momen di dalam bus. Melalui pengoperasionalan bus tingkat wisata ini, Bayu berharap kemacetan Ibu Kota dapat berkurang sedikit demi sedikit. Menurut dia, rute yang dilalui itu merupakan rute strategis bagi para pekerja pemerintahan. Selain untuk berpariwisata bagi para turis, bus tingkat itu juga bisa digunakan dari kantor satu dengan lainnya.

"Kalau lagi bosan sama kerjaan, bisa keluar kantor, terus muter-muter Jakarta pakai bus ini, lumayan nambah pengetahuan juga. Tapi, ya tetap bus ini buat wisata, turis benar-benar jadi prioritas," kata Bayu.

Sadikin (40), PNS DKI yang turut serta bersama Bayu, mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan bus tingkat wisata. Ia berencana membawa serta dua buah hatinya berkeliling menggunakan bus tingkat wisata pada Minggu nanti. Berwisatanya pun tidak ke satu tujuan tertentu, tetapi hanya berkeliling menggunakan bus hingga kepuasannya terpenuhi.

Sadikin berharap agar para penumpang tetap tertib dan menjaga fasilitas publik ini. Jangan sampai penumpang mencoret-coret atau merusak kelengkapan yang berada di dalam bus.

"Jangan buang sampah sembarangan juga karena sudah ada tempat sampahnya juga di sini," kata Sadikin.

Mulai hari ini lima unit bus tingkat wisata atau double decker dioperasikan untuk melayani warga dan turis berkeliling Jakarta. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI sengaja memilih pengemudi perempuan untuk bus itu karena sifatnya yang lembut dan keibuan menjadi jaminan bus itu tidak akan ugal-ugalan. Kecepatan bus tingkat wisata rata-rata 10-20 kilometer per jam.

Selain pengemudi, polisi pariwisata dari Polda Metro Jaya, kondektur atau petugas on board, dan pemandu wisata dari himpunan pramuwisata dan komunitas historia juga dilibatkan dalam pengoperasian bus tersebut. Rute yang ditempuh mulai dari Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Sarinah-Museum Nasional-Halte Santa Maria-Pasar Baru-Gedung Kesenian Jakarta-Masjid Istiqlal-Istana Merdeka-Monas-Balaikota-Sarinah, dan kembali ke Bundaran HI. Bus hanya akan berhenti di setiap halte untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

Selama tiga bulan pertama, penumpang tidak dikenakan tiket. Setelah itu, tiket bus akan disebar di hotel-hotel yang dilintasi bus tingkat wisata. Bus-bus itu beroperasi setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 19.00 WIB. Untuk memulai perjalanan, semua bus tingkat wisata akan parkir di Silang Barat Daya Monas.

Bus ini memiliki kapasitas 60 tempat duduk dan dua di antaranya diperuntukkan bagi penyandang disabilitas. Deck dan pintu sengaja dibuat pendek dan berada di sebelah kiri agar ramah untuk penyandang disabilitas dan orangtua. Spesifikasi lain yang membuat bus ini ramah penyandang disabilitas adalah melintas di jalur lambat, bukan jalur transjakarta. Bus tersebut juga dilengkapi pendingin udara, pengeras suara, CCTV, lengkap dengan video pariwisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Transaksi Judi Online Kecamatan Bogor Selatan Tertinggi, Perputaran Uang Rp 349 Miliar

Megapolitan
Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Ulah Jukir di Depan Masjid Istiqlal yang Berulang, Kini Palak “Tour Leader” Rp 300 Ribu dan Sopir Bus

Megapolitan
Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Heru Budi Sebut Penjarah Aset Rusunawa Marunda Sudah Dihukum, Warga: Belum Ada Penangkapan

Megapolitan
Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Dibakar Joki Tong Setan, Pemeran Tuyul Rumah Hantu Alami Luka Bakar 40 Persen

Megapolitan
Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Panitia PPDB Jakut Ingatkan Tak Ada Jalur Zonasi untuk Jenjang SMK

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Pengelola Rusunawa Marunda Ternyata Belum Laporkan Kasus Penjarahan, Masih Lengkapi Berkas

Megapolitan
Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Pengalaman Buruk Rombongan Bandung Dikejar, Dipalak, dan Diancam Preman Jakarta Gara-gara Parkir

Megapolitan
Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Megapolitan
Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Megapolitan
Teganya 'Wedding Organizer' Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Teganya "Wedding Organizer" Tipu Calon Pengantin di Bogor, Tak Ada Dekorasi di Hari Resepsi

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Megapolitan
Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com