Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsentrasi Terpecah, Jokowi Disarankan Mundur dari Gubernur DKI

Kompas.com - 16/04/2014, 22:17 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, menyarankan bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo untuk mundur dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Agus menilai, konsentrasi Jokowi terpecah antara urusan partai dan tugasnya sebagai gubernur. Jika tak berani mundur, kata Agus, Jokowi adalah sosok yang tak tegas.

"Karena apa yang saya harapkan kalau calon presiden saya tidak tegas? Saya akan bangga kalau Jokowi mundur, tapi saya bilang pengecut kalau dia tidak mundur," kata Agus, Rabu (16/4/2014), saat dihubungi dari Jakarta.

Menurutnya, opsi mundur merupakan konsekuensi yang harus diambil Jokowi. Saat ini, kata Agus, Jokowi terlihat lebih fokus berpolitik dibandingkan mengurus Ibu Kota.

"Dari dulu saya kurang setuju Jokowi nyapres. Terbukti, ini mengganggu efektivitasnya sebagai gubernur. Supaya tegas, langsung Ahok (Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) saja yang jadi gubernur, sedangkan dia (Jokowi) mundur," ujar Agus.

Sebelumnya diberitakan, pada Selasa (15/4/2014) kemarin, Jokowi tidak melakukan aktivitasnya secara penuh. Ia diketahui hanya berada di Balaikota sampai sekitar pukul 12.00 WIB. Kemudian, diam-diam ia bertolak ke rumah Megawati untuk rapat evaluasi pileg bersama seluruh ketua DPD PDI-P se-Indonesia. Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) DPRD DKI Jakarta Mohammad Sanusi menuding Jokowi korupsi waktu. Alasannya, saat masih jam kerja, Jokowi sudah mangkir dari jabatan sebagai gubernur untuk urusan partainya.

Sanusi menilai, Jokowi sudah tidak fokus mengurus Jakarta. Hal itu dilihat dari banyak waktunya yang tersita untuk urusan partai. Sejak Jokowi menyatakan siap mencalonkan diri menjadi presiden, Gerindra telah menyarankan ia segera mundur dari jabatannya.

"Pasti sudah enggak fokus dia. Harusnya sudahlah, konsentrasi ke capres saja. Kan tinggal tiga bulan. Kalau dia fokus capres, ini kan tidak ada yang dirugikan seperti sekarang ini," ujar Sanusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com