Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya BPJS, Bayi 7 Bulan Penderita Penyumbatan Hati Ditolak RS

Kompas.com - 13/05/2014, 07:33 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com -- Malang nian nasib Pramudita Iskandar, bayi laki-laki berusia tujuh bulan yang menderita penyumbatan hati. Putra pasangan Ian Muhammad (27) dan Ayu Denta (20) itu ditolak melanjutkan pengobatan di RSCM, dan BPJS-nya ditolak.

"Saya melahirkan Pramudita di bidan posyandu. Saat itu sudah terlihat kelainan, warna bayi agak menguning," ujar Ayu Denta di rumah kontrakannya di kawasan Pondok Gede, Selasa (13/05/2014).

Setelah itu, Ayu membawa Pramudita ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bekasi. Di sanalah baru diketahui bahwa Pramudita menderita penyumbatan hati dan harus melakukan cangkok hati.

Pramudita mendapat perawatan selama empat hari di RSUD Bekasi. Setelah itu, pihak rumah sakit merujuk Pramudita untuk dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Alasannya, RSUD Bekasi tidak memiliki fasilitas pengobatan yang memadai untuk pasien penderita penyumbatan hati.

Ayu beserta suami pun mengikuti anjuran RSUD. Pada 14 Maret 2014, mereka membawa Pramudita ke RSCM dengan harapan mendapat penanganan yang baik. Namun, setelah tiga minggu dirawat di RSCM, pihak rumah sakit menganjurkan agar Pramudita dibawa pulang kembali.

"Tidak ada penanganan yang serius padahal kondisi anak saya sudah seperti ini,” keluh Ayu.

Ayu mengatakan, dia diminta harus menyiapkan uang sekitar Rp 2 miliar untuk biaya operasi dan perawatan apabila Pramudita ingin sembuh. Ketika Ayu menyodorkan surat BPJS Kesehatan kepada pihak rumah sakit, ditolak. Alasannya, biaya dari BPJS Kesehatan tidak mampu menutupi semua biaya pengobatan.

“Katanya saya boleh balik lagi jika sudah punya uang untuk biaya operasi, tapi uang segitu dari mana saya dapatnya?” keluhnya.

Saat ini, Pramudita masih belum medapatkan perawatan lebih lanjut. Perut dan bagian kelaminnya terlihat membesar.

Bayi itu tinggal bersama kedua orangtuanya serta kakek nenek dalam rumah kontrakan sederhana di Jatiwaringin, Pondok Gede. Belum ada bantuan dari pihak mana pun.

Ayu Denta kecewa karena BPJS Kesehatan tidak dapat menjadi penolong anaknya, sedangkan dirinya tidak tahu akan ke mana mencari uang untuk biaya pengobatan Pramudita. "Kami hanya tukang cuci dan buruh serabutan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com