Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambal Kelemahan Transjakarta, Basuki Ingin Ada "Railbus" di Jakarta

Kompas.com - 05/07/2014, 06:21 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan kajian tentang sarana transportasi berupa railbus. Moda ini dinilai lebih efisien dan efektif mengurai kemacetan dibandingkan bus transjakarta.

Basuki berpendapat, moda transportasi railbus ini cocok diterapkan di beberapa ruas jalan di DKI yang memiliki lebar tak memungkinkan untuk dibangun jalur busway. "Saya lagi study mau bikin railbus untuk jalan yang sempit yang tak bisa dibangun separator," ujar dia, di Balaikota Jakarta, Jumat (4/7/2014).

Menurut Basuki, moda transportasi ini juga akan lebih efektif mengurai kemacetan di DKI dibandingkan bus-bus transjakarta. Argumentasi dia, bus ini berjalan di jalur khusus yang menyerupai rel kereta sehingga tak mungkin diserobot kendaraan lain.

"Harganya satu unit Rp 20 miliar, bisa nampung 300 orang. Produknya nanti akan kita beli yang dari Spanyol," sebut Basuki. Dia pun berharap bila moda ini benar-benar terealisasi, akan diberlakukan peraturan lalu lintas untuk railbus seperti halnya kereta api.

Aturan serupa dengan kereta api ini, kata Basuki, akan memberikan keistimewaan bagi para pengemudi railbus sehingga tak dijerat hukum ketika ada kendaraan lain yang memasuki jalur moda transportasi ini.

Penerapan peraturan tersebut, imbuh Basuki, akan "menambal" kendala hukum yang selama ini dihadapi para sopir bus transjakarta ketika terjadi kecelakaan lalu lintas di jalur busway. Dia pun mengatakan ketiadaan aturan khusus tersebut juga membuat busway tak pernah benar-benar steril untuk bisa efektif mengurai kemacetan.

"Kalau kereta nabrak orang, masinisnya salah enggak? Enggak kan. Kenapa sopir transjakarta kalau nabrak orang sampai mati di jalur busway mereka malah dipenjara. Padahal, motor kan sudah jelas tidak boleh masuk ke jalur busway. Ada forbidden tidak boleh masuk. Kalau masih tetap masuk, ditabrak, salah sendiri dong," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Dapat Restu Maju Pilkada Bogor, Atang Trisnanto Kuatkan Tim Pemenangan

Megapolitan
Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Berbagai Kendala Kartu Keluarga Saat PPDB Jalur Zonasi, Anak Baru Pindah KK Tak Terbaca Sistem

Megapolitan
Nasib Malang Calon Pengantin di Bogor, Kena Tipu WO Hingga Puluhan Juta

Nasib Malang Calon Pengantin di Bogor, Kena Tipu WO Hingga Puluhan Juta

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 26 Juni 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Megapolitan
Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

Megapolitan
Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Megapolitan
Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Megapolitan
PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

Megapolitan
Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Megapolitan
Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Megapolitan
Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan Imam Budi Hartono

Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan Imam Budi Hartono

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com