Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Murah di Panti Asuhan, Stok Habis dalam 5 Menit

Kompas.com - 13/07/2014, 11:27 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar murah yang diselenggarakan Yayasan Hati Suci, Minggu (13/7/2014), menarik antusias para warga. Berdasarkan pantauan, belum sampai 5 menit, barang yang ditawarkan panitia habis dibeli warga yang rela berdesakan di pelataran Panti Asuhan Hati Suci, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Pasar murah dengan istilah bazaar ini dibagi dalam sembilan blok. Setiap blok terdapat lebih kurang 13 panitia yang terbagi untuk mengawasi, mengambil barang dari gudang, menawarkan barang ke warga di depannya, dan sebagai pemegang uang atau kasir.

Panitia yang bertugas mengumpulkan uang menggunakan kardus cokelat yang diikatkan dengan tali dan digantung di leher mereka. Setidaknya ada 4-5 orang panitia berdiri di atas meja yang disusun berderet oleh panitia.

Di depan meja terdapat ratusan warga yang akan membeli barang yang ditawarkan. Awalnya, panitia mengeluarkan makanan ringan yang dijual Rp 4.000 per renceng atau Rp 10.000 per 3 renceng.

Setelah itu, panitia mengganti barang dagangannya dengan mie gelas instan. Mie gelas ditawarkan ke warga dengan harga jual Rp 6.000 per renceng. Dalam waktu 4 menit, stoknya sudah habis.

Kemudian, panitia mengeluarkan susu kental manis kaleng rasa cokelat.

"Susu kental manis harga Rp 6.000. Satu orang satu. Susunya sekarang keluarkan semua," ujar seorang panitia melalui pengeras suara.

Situasi di pelataran panti asuhan cukup menegangkan. Warga rela berdesakkan dan berebut mendapatkan barang-barang yang dijual murah oleh yayasan. Usai susu kental manis, panitia menghentikan dan mengambil barang lain di ruangan kelas. Kali ini panitia mengambil pensil.

"Sekarang pensil isi 20 harga Rp 1.000. Pensilnya isi 20 harga Rp 1.000," ucap panitia kepada warga.

Warga pun mulai mengeluarkan uang dan mengambil barang dari panitia. Di balik meja atau tepat di belakang panitia, beberapa ruang kelas dipakai sebagai gudang penyimpanan barang.

Di bagian terasnya menumpuk berbagai macam pakaian layak jual dan layak pakai yang siap ditawarkan kembali ke warga. Di bawah tangga, puluhan kardus kosong yang sbeelumnya diisi barang dagangan telah habis.

Sementara itu, di dalam ruang kelas masih ada beberapa bahan sembako dan juga pakaian akan kembali ditawarkan ke warga. Kini, panitia tengah menawarkan pakaian layak pakai kepada warga. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp 1.000 sampai Rp 10.000.

Untuk pakaian baru, maksimal dijual dengan harga Rp 10.000, sedangkan untuk pakaian bekas atau second dijual dengan harga Rp 1.000-Rp 5.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Megapolitan
Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Megapolitan
Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Megapolitan
Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Megapolitan
Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Megapolitan
Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Megapolitan
Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
417 Bus Transjakarta Akan 'Dihapuskan', DPRD DKI Ingatkan Pemprov Harus Sesuai Aturan

417 Bus Transjakarta Akan "Dihapuskan", DPRD DKI Ingatkan Pemprov Harus Sesuai Aturan

Megapolitan
Ketahuan Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu, 12 Warga Didenda

Ketahuan Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu, 12 Warga Didenda

Megapolitan
Bertemu Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris: Ada yang Tidak Beres di Penyidikan Awal

Bertemu Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris: Ada yang Tidak Beres di Penyidikan Awal

Megapolitan
Fakta-fakta Donasi Palsu Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pelaku Mengaku Paman Korban dan Raup Rp 11 Juta

Fakta-fakta Donasi Palsu Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Pelaku Mengaku Paman Korban dan Raup Rp 11 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com