Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Pengendara yang Lewat Jalan Tikus Nanti Juga Ketangkap di Jalur ERP

Kompas.com - 16/07/2014, 13:24 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak khawatir dengan banyak munculnya jalan tikus di sepanjang jalur berbayar atau electronic road pricing (ERP). Ia juga tak khawatir jika nantinya kemacetan justru pindah ke jalan-jalan tikus tersebut.
 
"Nanti kalau mobilnya keluar jalan tikus kan ketangkap juga di jalur ERP. Misalnya, dia masuk dari tengah, keluar, kan langsung ke-charge," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (16/7/2014). 
 
Lalu, bagaimana dengan kendaraan yang tidak memasang alat on board unit (OBU)?

Basuki menjelaskan, Dinas Perhubungan DKI dan Polda Metro Jaya bakal mengenakan denda. Selanjutnya, STNK pengendara akan diblokir.

Harga retribusi ERP akan disesuaikan dengan kecepatan kendaraan di jalur utama. Standarnya, kendaraan dapat melintas di jalur ERP mencapai 50 km per jam. Jika kecepatan itu belum terlampaui, Pemprov DKI akan terus meningkatkan retribusi ERP. Tentunya, ini melalui kesepakatan bersama DPRD DKI yang dikeluarkan melalui perda.

Basuki mengancam bakal menerapkan Rp 30.000-100.000 demi meminimalisasi kemacetan lalu lintas di jalur utama. "Pokoknya sampai kamu kapok, dan akhirnya pindah naik bus tingkat gratis," kata dia.

 
Menurut Basuki, perusahaan yang melaksanakan uji coba, Kapsch International, belum tentu menjadi perusahaan yang menerapkan ERP di Jalan Sudirman-Thamrin. Semua perusahaan bisa melakukan uji coba. Dengan syarat, Pemprov DKI tidak mengeluarkan biaya sama sekali.

Uji coba itu dilakukan untuk mengetahui kualitas barang yang digunakan. Sebab, Basuki tidak menginginkan setelah penerapan ERP alat-alatnya mudah rusak.

"Pokoknya mereka (perusahaan) harus bisa menjamin, alatnya bagus atau tidak. Baru mereka boleh ikut lelang tender investasi. Rencananya, akhir tahun ini pelaksanaan lelang tendernya," ujar pria yang biasa disapa Ahok itu. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com