Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Tak Antre di Bagian Imigrasi? Miliki Paspor Jenis Ini

Kompas.com - 15/08/2014, 09:14 WIB
Fitri Prawitasari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak tahun 2013, kantor Imigrasi telah melayani pembuatan paspor elektronik. Saat di bandara, pemegang paspor ini tidak perlu repot-repot mengantre di bagian Imigrasi.

"E-paspor itu mempermudah pelayanan orang dalam pemberangkatan, semacam e-toll pass. Di negara tujuan yang telah menggunakan auto gate, dia tidak melalui petugas Imigrasi," ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Barat Bambang Satrio, Kamis (14/8/2014).

Bambang menjelaskan, beberapa negara, termasuk di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, telah menggunakan sistem auto gate. Maka dari itu, para pemilik paspor elektronik ini dapat langsung melalui auto gate untuk verifikasi tanpa harus mengantre dalam pemeriksaan paspor yang dilakukan petugas Imigrasi. Sebab, jelasnya, paspor elektronik memiliki cip yang dapat dibaca oleh auto gate. "Dalam cip tersebut tersimpan data pemegang paspor," ujar Bambang.

Paspor elektroni kini masih berbentuk buku layaknya paspor biasa. Adanya paspor elektronik ini, kata Bambang, dapat menguntungkan sebab paspor tidak bisa dipalsukan, dan bukan berarti paspor model lama ditarik.

Menurut dia, pemohon diberi kesempatan memilih, apakah hendak membuat paspor biasa atau paspor elektronik. Pilihan tersebut akan ditanyakan saat dilakukannya wawancara. Bila akan membuat paspor elektronik, nantinya petugas akan mengeluarkan bukti permohonan pembuatan paspor elektronik.

Bambang mengatakan, pelayanan pembuatan paspor elektronik ini tidak berbeda dengan paspor biasa, yakni memakan waktu antara tiga sampai lima hari kerja. Untuk masalah biaya, paspor elektronik memang terbilang lebih mahal. Bila untuk pembuatan paspor biasa menghabiskan biaya hanya sekitar Rp 360.000, biaya pembuatan paspor elektronik sekitar Rp 660.000.

"Kami mengakui, untuk pelayanan paspor memang naik dibanding dulu hanya sekitar Rp 200.000 dan untuk paspor elektronik memang lebih mahal," katanya.

Pelayanan elektronik paspor berbeda dengan pelayanan pembuatan paspor sistem online. Bambang menjelaskan, sistem online dalam pembuatan paspor ada pada tahap pendaftaran, yakni untuk memudahkan mengisi data pribadi. Pendaftaran dapat dengan mengisi di laman Ditjen Imigrasi Indonesia, www.imigrasi.go.id.

"Jadi, nanti pemohon datang ke kantor Imigrasi hanya tinggal verifikasi data," ujar Bambang.

Setelah mengisi data pribadi pada situs web, Bambang berujar, pemohon dapat mendatangi kantor Imigrasi mana pun, tidak harus sesuai dengan daerah asalnya tinggal. "Sekarang sistemnya sudah bisa membuat paspor tidak sesuai dengan wilayah di tempat dia tinggal," ujarnya.

Dengan sistem ini pula, lanjut dia, pemohon paspor hanya dua kali mendatangi kantor Imigrasi. Pertama, pada saat verifikasi data dan selanjutnya pengambilan paspor yang telah diterbitkan. Pada kedatangan pemohon melakukan verifikasi data, kata Bambang, dia akan dilayani dengan cara one stop service (OSS), yakni pelayanan satu meja. Menurut dia, pelayanan ini memudahkan lantaran memangkas tahapan pelayanan yang berbelit-belit.

"Dengan OSS ini, bila dahulu rangkaian buat paspor bisa 12 tahapan, ini bisa dilayani oleh satu petugas saja," ujarnya.

Pemohon akan melakukan penerimaan verifikasi data, wawancara, hingga foto pada satu petugas. Adapun pelayanan ini mulai berlaku sejak 27 Januari 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com