Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pejabat Pemprov DKI Tak Perlu Takut

Kompas.com - 08/09/2014, 16:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Keresahan sebagian pejabat Pemerintah Provinsi DKI seharusnya tidak perlu terjadi. Angin perubahan yang sedang berembus kencang perlu dihadapi dengan tepat. Jika tidak, akan terempas oleh perubahan, bisa-bisa berujung pada kasus hukum seperti dialami pejabat dan mantan pejabat DKI.

Kecemasan pejabat terlihat dari minimnya serapan anggaran. Kuasa pengguna anggaran khawatir terjadi kesalahan sehingga tidak mau ambil risiko berurusan kasus hukum. Di Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Perdagangan, para suku dinas tidak mau mengajukan program yang dibutuhkan masyarakat.

Di tingkat kota, hampir dua tahun Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama memimpin Jakarta terus terjadi penggantian pejabat. Agustus lalu, sejumlah muka baru mengisi posisi kepala dinas di Jakarta Selatan, termasuk Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air yang diduduki Meti Ambarwati yang lalu meminta mundur dari jabatannya.

Kepala Suku Dinas Komunikasi, Informasi, dan Kehumasan Jakarta Selatan Yuswil Iswantara terkejut dengan berita terkait Meti. ”Beliau baru pindah ke sini. Bu Meti masih ikut rapat koordinasi wilayah dan rapat dengan Pak Wakil Wali Kota, termasuk membahas kelanjutan normalisasi Kali Mampang,” kata Yuswil.

Yuswil menambahkan, secara struktural organisasi, jika memang yang bersangkutan akan meletakkan jabatannya, seharusnya lapor kepada wali kota terlebih dahulu.

Wali Kota Jakarta Selatan Syamsudin Noor belum berkenan memberikan tanggapan atas hal ini. Ia tidak membalas pesan singkat ataupun telepon terkait Meti.

Yuswil menilai, pergeseran pegawai akan mengganggu sistem manajerial. Apalagi kalau pejabat dipindah di dinas yang berbeda dari tempat tugas sebelumnya dan di tengah-tengah tahun anggaran berlangsung. Hal ini terkait dengan posisi kepala dinas/suku dinas sebagai pemegang kuasa anggaran.

Perlu persiapan

Menurut Yuswil, penggantian yang terlalu cepat bakal berpengaruh pada pelaksanaan program kerja dan pertanggungjawaban anggaran. ”Bagaimanapun segala sesuatu butuh proses,” katanya.

Hal ini pula yang dikhawatirkan Sekretaris Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Irwandi. Pergantian posisi struktural harus mempertimbangkan latar belakang pejabat. Jika tidak, bisa berakibat fatal terkait kualitas kerja.

Sementara saat ini sebagian pejabat paling menghindari posisi kuasa pengguna anggaran. Hal itu, menurut Irwandi, wajar. Pasalnya, banyak kasus korupsi terjadi karena kesalahan penggunaan anggaran. ”Kami perlu dilatih lebih dahulu sebelum ada perubahan penggunaan anggaran, jika tidak, seperti yang terjadi saat ini. Banyak yang tidak berani menggunakan anggaran.

Sejauh ini, serapan anggaran semua satuan dan unit kerja perangkat daerah baru sekitar 25 persen dari total APBD yang mencapai Rp 72,9 triliun.

Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, menilai revolusi mental wajib ada dan harus terus dilakukan. ”Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki sudah dan sedang melakukan revolusi mental itu. Masalah utama adalah kultur pegawai belum berubah,” kata peraih doktor bidang sosiologi di Universitas Indonesia.

Peneliti kebijakan publik Institut Pertanian Bogor, Deddy S Bratakusumah, mengingatkan, semangat perombakan birokrasi harus dilakukan untuk meningkatkan layanan publik. Perombakan juga perlu kajian terlebih dahulu agar tidak ada gejolak di internal birokrasi.

Hal penting lainnya, menyiapkan sistem menuju perubahan itu. Tujuannya, ketika perubahan diterapkan, pegawai tidak gagap. Persoalannya, apakah Pemprov DKI sudah melakukan itu? (NEL/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com