Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meteran Parkir di Jalan Sabang Eror karena Logam Berselotip

Kompas.com - 01/10/2014, 14:07 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Meteran parkir di Jalan Sabang, Jakarta Pusat, rusak. Mesin yang belum sepekan dipasang itu rusak karena ada uang logam yang masih menempel dengan selotip.

Hal tersebut diutarakan Direktur PT Mata Biru Wahyu Ramadhan sebagai perusahaan yang memproduksi dan mengelola mesin meteran parkir di Jalan Sabang. "Eror, ada koin lengket, jadi ngeganjel," kata Wahyu kepada Kompas.com, Rabu (1/10/2014).

Mesin yang bermasalah, kata Wahyu, adalah mesin yang berada di depan Robinson. Namun, mesin tersebut kini sudah diperbaiki sehingga bisa digunakan seperti sedia kala. [Baca: Petugas Parkir di Jalan Sabang Menanti Upah 2 Kali UMP dari Pemprov DKI]

Wahyu pun mengimbau agar pengguna kendaraan yang akan menggunakan jasa mesin parkir menyiapkan uang logam terlebih dahulu dalam keadaan baik. Yang tidak memiliki uang logam bisa dibantu oleh juru parkir yang ada di sana untuk menukar uang dengan uang logam Rp 500 dan Rp 1.000.

Adapun jumlah mesin parkir yang disediakan di Jalan H Agus Salim atau Jalan Sabang sebanyak 11 unit. Mesin itu dijaga satu orang juru parkir.

Sementara itu, tiga orang lainnya yang tidak menjaga mesin bertugas mengamankan keadaan parkir. Petugas keamanan itu awalnya juga seorang juru parkir. "Jadi, yang kerja per harinya itu 14 orang, total semua petugasnya ada 30," kata Wahyu.

Pantauan Kompas.com, kondisi di Jalan Sabang siang ini cukup padat. Arus lalu lintas sebelum dan sesudah Jalan Sabang pun terlihat penuh, bahkan lampu lalu lintas tidak lagi berfungsi karena kemacetan yang menyebabkan antrean kendaraan cukup panjang.

Kendaraan yang parkir didominasi oleh mobil, sedangkan kondisi parkir sepeda motor hanya terlihat ramai di beberapa titik parkir. Masih ada pula beberapa kendaraan yang parkir di atas trotoar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasi Boks yang Dibagikan 85 Kotak, tetapi Korban Keracunan di Bogor Ada 93

Nasi Boks yang Dibagikan 85 Kotak, tetapi Korban Keracunan di Bogor Ada 93

Megapolitan
Kasus Dugaan Penggelapan Uang oleh Suami BCL Tiko Aryawardhana Naik ke Penyidikan

Kasus Dugaan Penggelapan Uang oleh Suami BCL Tiko Aryawardhana Naik ke Penyidikan

Megapolitan
Korban Diduga Keracunan Makanan di Cipaku Bogor Mengeluh Nyeri Lambung, Diare hingga Demam

Korban Diduga Keracunan Makanan di Cipaku Bogor Mengeluh Nyeri Lambung, Diare hingga Demam

Megapolitan
UPTD PPA Tangsel Periksa Kondisi Balita yang Dicabuli Ibu Kandungnya

UPTD PPA Tangsel Periksa Kondisi Balita yang Dicabuli Ibu Kandungnya

Megapolitan
Balita Korban Pencabulan Ibu Kandung di Tangsel Dibawa ke Rumah Aman UPTD PPA

Balita Korban Pencabulan Ibu Kandung di Tangsel Dibawa ke Rumah Aman UPTD PPA

Megapolitan
Tiga Periode di DPRD, Mujiyono Didorong Demokrat Maju Pilkada DKI Jakarta 2024

Tiga Periode di DPRD, Mujiyono Didorong Demokrat Maju Pilkada DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Tetangga Sebut Ayah dari Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Ikut Menghilang

Tetangga Sebut Ayah dari Ibu yang Cabuli Anaknya di Tangsel Ikut Menghilang

Megapolitan
Semrawutnya Kabel di Jalan Raya Semplak Bogor Dikhawatirkan Memakan Korban

Semrawutnya Kabel di Jalan Raya Semplak Bogor Dikhawatirkan Memakan Korban

Megapolitan
Dinkes Bogor Ambil Sampel Makanan dan Feses untuk Cari Tahu Penyebab Warga Keracunan

Dinkes Bogor Ambil Sampel Makanan dan Feses untuk Cari Tahu Penyebab Warga Keracunan

Megapolitan
Hasto Klaim Pernyataannya Jadi Landasan Hakim MK Nyatakan 'Dissenting Opinion' Putusan Pilpres 2024

Hasto Klaim Pernyataannya Jadi Landasan Hakim MK Nyatakan "Dissenting Opinion" Putusan Pilpres 2024

Megapolitan
Warga Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang, 24 Korban Masih Dirawat

Warga Diduga Keracunan Makanan Haul di Bogor Bertambah Jadi 93 Orang, 24 Korban Masih Dirawat

Megapolitan
Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Suami BCL Tiko Aryawardhana Dilaporkan Mantan Istri, Diduga Gelapkan Uang Rp 6,9 Miliar

Megapolitan
Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto Akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Dilaporkan Terkait Pernyataannya di Media, Hasto Akan Konsultasi dengan Dewan Pers

Megapolitan
Kasus Ibu di Tangsel Cabuli Anak, Keluarga Suami Sempat Adu Jotos dengan Kakak Pelaku

Kasus Ibu di Tangsel Cabuli Anak, Keluarga Suami Sempat Adu Jotos dengan Kakak Pelaku

Megapolitan
Kasus DBD di Jaktim Paling Banyak di Kecamatan Pasar Rebo

Kasus DBD di Jaktim Paling Banyak di Kecamatan Pasar Rebo

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com