Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susahnya Membuat Laporan Kartu Jakarta Pintar

Kompas.com - 15/10/2014, 09:17 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua siswa penerima Kartu Jakarta Pintar harus membuat laporan pengeluaran untuk diserahkan kepada sekolah tiap kali mereka menerima uang per enam bulannya. Nining, orangtua siswa SDN Kenari 08 Pagi, yang menerima KJP bercerita tentang sulitnya membuat laporan itu.

Laporan tersebut berupa kliping berisi bon dan kuitansi pengeluaran uang yang didapat dari program Kartu Jakarta Pintar. Seperti sepatu, buku, atau seragam. Laporan tersebut harus dikumpulkan sepekan setelah uang dikeluarkan.

"Tetapi biasanya pencairan dana itu kan antre. Bisa seminggu antre panjang di Bank DKI. Jadi kadang ada yang baru terima uang, besok sudah harus serahkan laporan," ujar Nining di SDN Kenari 08 Pagi, Jakarta Pusat, Selasa (14/10/2014). "Kadang ada yang bilang, 'ini uangnya saja masih utuh terus mau kasih kuitansi apa'," ucap Nining.

Akhirnya, orangtua siswa menggunakan kuitansi pembelian sejumlah barang keperluan anaknya yang sudah dibeli beberapa bulan lalu. Ada pula yang buru-buru membeli keperluan anak agar dapat segera membuat laporan.

Hal yang membingungkan bagi Nining, banyak pengeluaran yang tidak mendapat kuitansi. Biasanya, orangtua siswa mengakalinya dengan menggunakan kuitansi milik sendiri untuk melengkapi bukti pembayaran yang kurang.

Nining memberi contoh, misalnya saja, uang transportasi seperti ojek tidak memiliki kuitansi. Sehingga, Nining tidak bisa mencantumkan uang ojek dalam laporan.

Selain itu, uang transportasi juga merupakan dana yang dibutuhkan secara berkelanjutan. Digunakan setiap hari. Sehingga, mencantumkan kuitansi transportasi dalam laporan menjadi sulit. "Akhirnya biasanya ya sudah uang transportasi ga saya masukan," kata Nining.

KJP adalah program unggulan Gubernur DKI Joko Widodo, dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama. Semua siswa yang tidak mampu diberikan sebuah kartu yang berisi saldo untuk membantu kebutuhan sekolah mereka.

Uang dalam kartu itu dapat dicairkan di Bank DKI. Untuk pelajar SD, jumlah bantuan yang diterima ialah Rp 180.000. Untuk pelajar SMP, jumlah bantuannya ialah Rp 210.000. Sementara itu, untuk pelajar SMA, jumlahnya bantuannya ialah Rp 280.000. Bantuan tersebut berasal dari pos anggaran hibah KJP dalam APBD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terkait Permasalahan Judi Online, Heru Budi : Ini Prioritas untuk Ditangani Serius

Terkait Permasalahan Judi Online, Heru Budi : Ini Prioritas untuk Ditangani Serius

Megapolitan
Polisi Tangkap Ketua Panitia Konser Lentera Festival yang Diduga Gelapkan Uang Tiket

Polisi Tangkap Ketua Panitia Konser Lentera Festival yang Diduga Gelapkan Uang Tiket

Megapolitan
Diusung Jadi Cagub Pilkada Jakarta, Anies: Terima Kasih PKS, Kita Berjuang Sama-sama

Diusung Jadi Cagub Pilkada Jakarta, Anies: Terima Kasih PKS, Kita Berjuang Sama-sama

Megapolitan
Akibat Bakar Pakaian Istrinya, AS Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Kebakaran di Jalan Semeru Raya

Akibat Bakar Pakaian Istrinya, AS Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Kebakaran di Jalan Semeru Raya

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Sebelumnya Pamit Mau Mengaji

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Sebelumnya Pamit Mau Mengaji

Megapolitan
Dugaan Pungli Oknum Ormas di Samping RPTRA Kalijodo, Minta Pengendara Motor dan Mobil Bayar untuk Melintas

Dugaan Pungli Oknum Ormas di Samping RPTRA Kalijodo, Minta Pengendara Motor dan Mobil Bayar untuk Melintas

Megapolitan
Imam Budi Hartono Besuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Berdoa dan Beri Santunan

Imam Budi Hartono Besuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Berdoa dan Beri Santunan

Megapolitan
Tangkap Paman dan Kakek, Kini Polisi Periksa Nenek Berkait Pencabulan 2 Cucunya di Depok

Tangkap Paman dan Kakek, Kini Polisi Periksa Nenek Berkait Pencabulan 2 Cucunya di Depok

Megapolitan
Kakak Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok: Terima Kasih kepada Pihak yang Bantu Pengobatan Suci

Kakak Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok: Terima Kasih kepada Pihak yang Bantu Pengobatan Suci

Megapolitan
Bocah 6 Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung

Bocah 6 Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Terbaring di RS UI, Kondisi Sempat Turun Drastis

Megapolitan
Ban Pecah, Mobil Muatan Sembako Kecelakaan di Tol Cijago

Ban Pecah, Mobil Muatan Sembako Kecelakaan di Tol Cijago

Megapolitan
6 Pemuda Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Bogor, Polisi Sita Golok dan Celurit

6 Pemuda Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Bogor, Polisi Sita Golok dan Celurit

Megapolitan
Dishub Jakpus Dalami Kasus 2 Bus Wisata Diketok Tarif Parkir Rp 300.000 di Istiqlal

Dishub Jakpus Dalami Kasus 2 Bus Wisata Diketok Tarif Parkir Rp 300.000 di Istiqlal

Megapolitan
Dishub Klaim Langsung Lerai dan Usir Jukir Liar yang Palak Rombongan Bus Wisata di Masjid Istiqlal

Dishub Klaim Langsung Lerai dan Usir Jukir Liar yang Palak Rombongan Bus Wisata di Masjid Istiqlal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com