Selain itu, kata Gumarang, petugas memberikan tips menghindari terjangkit virus tersebut, seperti menggunakan masker pada tempat ramai, tidak saling bersentuhan lewat cairan tubuh, dan rajin mencuci tangan.
”Kami juga mengandalkan alat pendeteksi demam yang dipasang di bandara. Alat ini memantau suhu tubuh setiap penumpang yang akan berangkat dan bepergian,” kata Gumarang.
Khusus penumpang yang baru datang, pihaknya tidak bisa memeriksa satu per satu penumpang karena akan menimbulkan antrean panjang. ”Penumpang yang mengaku sakit, terutama demam atau terdeteksi suhu tubuhnya panas akan ditindaklanjuti untuk segera melakukan pemeriksaan dan pengobatan di rumah sakit. Penumpang itu diwajibkan meninggalkan alamat rumah dan nomor kontaknya.
Khusus bagi jemaah haji yang baru pulang dari Timur Tengah, kata Gumarang, pihaknya memberikan kartu kesehatan yang wajib diisi setiap penumpang saat akan turun dari pesawat menuju terminal kedatangan. Kartu tersebut berisikan data kesehatan jemaah haji selama melakukan perjalanan haji.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan, Indonesia sudah mengantisipasi wabah ebola (Kompas, 11 Oktober 2014). Kesiapan mencakup tenaga kesehatan, laboratorium, hingga rumah sakit. Tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan rujukan ataupun pintu masuk negara juga disiagakan.
”Kami siap. Fasilitas kesehatan, laboratorium, tenaga kesehatan, dan tata laksana penanganan pasien sudah mampu menangani,” kata Nafsiah.
Laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), yang sudah terakreditasi dengan tingkat keamanan biologi 3 (BSL-3), pernah memeriksa tiga sampel terduga ebola yang semua negatif. Laboratorium BSL-3 lain di Indonesia adalah Institute of Human Virology and Cancer Biology (IHVCB) Universitas Indonesia, Institut Penyakit Tropis Universitas Airlangga, dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Penularan virus ebola ke manusia terjadi melalui kontak langsung cairan tubuh, seperti darah, sekresi tubuh, dan organ lain dari pasien. Di Afrika, pasien semula terinfeksi virus dari simpanse, gorila, monyet, dan satwa yang ditemukan sakit atau mati. Virus lalu menyebar ke komunitas sehingga terjadi penularan antarmanusia, seperti yang terjadi di Spanyol. (ART/NDY/PIN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.