Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesal Ditegur Satpam, Puluhan Oknum TNI Serbu Pasar Kramat Jati

Kompas.com - 21/10/2014, 20:08 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Puluhan oknum TNI melakukan penyerangan ke Pasar Induk Kramat Jati, Jalan Raya Bogor, Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (20/10/2014) malam.

Kejadian diduga berawal dari rasa tidak senang oknum TNI karena ditegur oleh satpam. Mereka ditegur ketika salah jalan, saat hendak ke luar pasar.

"Awalnya sekitar pukul 16.00 (Senin), ada anggota TNI naik mobil dinas, di situ ada tiga orang. Dia salah jalan, mau keluar malah lewat jalan masuk. Akhirnya, ditegur sama satpam," kata salah satu pedagang yang menolak namanya disebutkan, Selasa (21/10/2014) siang.

Saat ditegur, oknum TNI itu justru membentak satpam tersebut. Ia tidak terima ketika disuruh memutar arah. "Satpam berinisial Al minta mobil itu untuk putar arah. Oknum TNI malah marah-marah, 'Memangnya kenapa? Saya ini anggota, saya lagi buru-buru'. Namun, Al tetap meminta agar mobil itu memutar balik," kata pedagang itu.

Mendapatkan perlakuan tersebut, mereka lalu adu mulut. Akhirnya, salah satu oknum TNI turun dari mobil dan memukul Al.

Trauma

Penyerbuan itu menyisakan trauma bagi pedagang. Sebab, mereka menyaksikan langsung aksi mencekam itu. "(Oknum) tentaranya banyak banget. Semua orang di sini hanya bisa ngeliatin doang. Enggak ada yang berani ngebantuin satpam yang dipukulin," kata salah satu pedagang rokok di kawsan itu yang juga menolak disebutkan namanya.

Terlebih lagi, lanjut pedagang rokok ini, salah satu oknum tersebut mengambil stik golf untuk memukul tukang parkir yang ada di sana. Para satpam dan petugas parkir pun mengalami luka parah.

"Mereka semakin marah karena satpam yang pertama kali melarang sudah enggak ada di sini. Sampai ada yang mukulin pakai stik golf. Korbannya bernama Zainal, kena pukul stik golf, luka parah, giginya rontok, mukanya hancur," katanya.

Akibat luka tersebut, Zainal dilarikan ke Rumah Sakit UKI, Jakarta Timur. Sementara itu, korban lain yang juga mengalami luka adalah Eko, Deni, Dwi, serta petugas parkir bernama Marbun dan Edi.

Diserahkan ke polisi militer

Polisi mengatakan, kasus ini telah ditangani oleh polisi militer salah satu kesatuan TNI. "Kasusnya sudah ditangani kesatuannya, silakan dihubungi," kata Kapolsek Metro Kramatjati Kompol Handini.

Kapuspen TNI Mayor Jenderal Mochamad Fuad Basya mengatakan, institusinya akan menindaklanjuti informasi penyerbuan ini. "Panglima TNI telah memerintahkan penyelidikan, apakah benar kasus tersebut melibatkan anggota TNI," kata Fuad Basya saat dihubungi.

Jika memang terbukti, kata Fuad, maka oknum TNI tersebut akan langsung ditindak. "Perintah dari beliau, jika memang ada yang terlibat, segera ditindak. Sanksinya pasti akan diberikan," kata Fuad Basya.

(Mohamad Yusuf)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com