Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis Tionghoa: Ahok Bodoh kayak Naruto!

Kompas.com - 13/11/2014, 15:14 WIB

Saya: Omong-omong, efek Ahok di kalangan muda Tionghoa seperti apa?

Petricia Yuvita: Efek ahok itu besar Pak di kalangan muda. Dulu, etnis Tionghoa muda tidak percaya akan adanya pemerintahan yang adil dan memajukan rakyat...

Saya: Sekarang...

Petricia Yuvita: Nah sekarang jadi lebih percaya akan adanya perubahan. Dan kita lebih menyamakan jejak dengan beliau akan jakarta yang lebih baik. Sekarang juga lebih berani berapresiasi ke publik dan terbuka menilai Ahok dan kinerjanya. Bahkan beberapa orang berani membuat akun dan mendukung serta mengupdate tentang perubahan yang diberikan Ahok. Namun, masih sebatas di sosial media.

Banyak juga anak-anak muda yang bangga karena salah seorang dari mereka berani mengubah Jakarta dan bekerja untuk rakyat, bukan untuk menggendutkan diri. Tidak jarang kawan-kawan muda itu mencibir dan menghina orang-orang yang menjegal Ahok. Bahkan adik saya, sempat bertemu langsung dan melihat Ahok dengan pekerjaannya. Dia bertanya ke wartawan, bagaimana rasanya mengikuti Ahok ke mana-mana.Sungguh membuat bangga dan kagum, begitu yang saya simpulkan dari pertemuan adik saya yang masih kuliah itu di kantor Pak Ahok.

Saya: Terus apa yang kawan-kawan kerjakan secara nyata sebagai ungkapan dukungan nyata kepada Ahok. Misalnya dalam kegiatan sosial ata apa gitu?

Petricia Yuvita: Nah, kalau kegiatan, saya pingin bilang aksi tsu chi di dalam membantu membersihkan Monas. Karen biasanya kehiatan chinese gitu kan tidak begitu diterima, jadi kurang terekspos. Kita juga punya kegiatan sosial membantu fakir miskin, membantu sosialisasi normalisasi di bantaran sungai agar warga yang berdomisli di sana mau pindah ke tempat yang sudah disediakan Pemda.

Saya: Sekarang kalian punya kepercayaan diri dong untuk masuk ke bidang pekerjaan pemerintahan?

Petricia Yuvita: Sebelum Ahok resmi jd gubernur saya rasa belum terlalu percaya diri si pak. Lagi pula untuk masuk d bidang pekerjaan pemerintahan sebenarnya saya udah pernah, magang di bagian kementerian luar negeri, Waktu saya kuliah.. hehehe. Kita udah berani kok, namun untuk terjun secara besar seperti DPRD atau bidang kementerian atau gubernur mungkin belum sepercaya diri itu. Sekarang baru bisa ikut andil dalam membantu supporting bagi pemerintahan yang baik dan tanpa korupsi.

Saya: Punya pesan atau harapan buat Pak Ahok?

Petricia Yuvita: Hmmm harapan saya, supaya Pak Ahok terus tegar dan berani bersih dari korupsi. Buktikan bahwa anda memang bisa bekerja melayani rakyat. Jangan pernah lelah membela yang benar dan membuktikan bahwa anda benar. Jangan takut, rakyat bisa melihat, rakyat tidak bodoh dan bisa berpikir siapa yang benar dan siapa yang salah. Lakukan tugas anda dan percayalah, akan ada Ahok-ahok selanjutnya yang akan tumbuh karena kami semua sayang Indonesia dan muak dengan koruptor yang hanya bisa membuncitkan perut. Maju terus Pak Ahok, rakyat mendukung anda dan kiranya Tuhan memberkati.

Saya: Kepingin segera menikmati kehidupan yang lebih baik ya?

Petricia Yuwita: Sudah capek yah pak kita hidup di dalam lingkup korupsi dan yang membobrokkan negara.. Sudah cukup kita dirampok sana sini. Punya beribu pulau tapi pulau-pulaunya ternyata tidak bisa kita rawat. Punya macam-macam pohon, hutan, tapi dibakar terus menerus.

Bagaimana kita bisa memiliki kehidupan yang lebih baik sementara kita tidak mau dididik untuk jadi lebih beradab? Sekarang kita sudah punya presiden dan calon gubernur yang siap mendidik kita menjadi taat hukum dan taat pada pemerintahan yang bersih, namun masih saja kelimpok-kelompok yang tidak mau, tidak mendukung, bahkan sampe balik-balikin meja lah, bikin DPR tandingan lah, bikin KMP (Koalisi Merah Putih) Jakarta tandingan lah, ngambek lah, demo lah, gmana mau maju...? Sekalian ajah Indonesia dibagi-dibagi...

Saya: Hehehe... Makasih Petzie, untuk obrolannya.
Petricia Yuvita: Pusing yak pak? Makasih juga pak

@JodhiY

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com