Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembebasan Lahan MRT, DKI Akan Selesaikan di Pengadilan

Kompas.com - 05/12/2014, 14:00 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pembebasan lahan untuk proyek angkutan massal cepat (MRT) masih menemui jalan buntu. Pemerintah Provisi DKI Jakarta dan pemilik lahan belum sepakat tentang harga lahan yang akan dibebaskan. Jika terus terhambat, Pemprov DKI Jakarta akan membawa persoalan ini ke pengadilan.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta Andi Baso mengatakan, kebuntuan negosiasi tersebut tidak boleh dibiarkan terlalu lama. Harus ada langkah untuk segera menyelesaikan pembebasan lahan. ”Jika tidak, tahapan proyek akan tertunda. Warga tidak boleh terlalu lama menunggu proyek ini selesai,” kata Andi Baso, Kamis (4/12), di Jakarta.

Menurut Andi, membawa masalah pembebasan lahan MRT ke pengadilan merupakan langkah yang paling tepat. Saat ini masih ada ratusan lokasi lahan yang belum dibebaskan untuk kepentingan pembangunan proyek. Padahal, tahapan pengerjaan fisik sudah berjalan setahun terakhir.

Namun, sebelum menyelesaikan masalah pembebasan lahan ke pengadilan ditempuh, Pemprov DKI Jakarta terus mengupayakan solusi lain. Pemprov DKI Jakarta menjanjikan insentif kepada warga pemilik lahan yang terkena proyek MRT.

Mereka mendapat insentif berupa pemberian hak koefisien lantai bangunan lebih luas daripada yang seharusnya. Jadi, warga dapat memaksimalkan nilai ekonomi lahan yang dimiliki. Dengan cara itu, warga tidak merasa dirugikan dengan keberadaan proyek MRT.

Informasi yang dihimpun dari Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, pembebasan lahan terkendala nilai penggantian lahan. Sebagian warga menuntut penggantian lahan mulai dari Rp 60 juta hingga Rp 100 juta per meter persegi.

Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Bustami mengakui pembebasan lahan belum beres. Sebagian merupakan lahan negara yang diduduki warga dan lahan milik warga. Dia meminta dukungan Dinas PU DKI Jakarta untuk menyelesaikan pembebasan lahan di lokasi yang bermasalah.

Masalah yang menghadang berikutnya adalah penggunaan anggaran terbatas hingga 15 Desember. ”Ini tantangan bagi Pemprov DKI,” kata Dono.

Terminal Pondok Cabe

Revitalisasi Terminal Pondok Cabe membutuhkan pembebasan lahan besar, baik untuk pembangunan bagian dalam terminal maupun untuk akses di sekitar terminal. Warga berharap pemerintah segera menyosialisasikan pembebasan lahan tersebut.

Menurut rencana, terminal seluas 2,6 hektar itu akan diperluas menjadi 6 hektar. Terminal Pondok Cabe diproyeksikan menjadi pengganti Terminal Lebak Bulus di Jakarta Selatan yang harus ditutup karena akan digunakan sebagai depo MRT. Pembangunan terminal ini, menurut rencana, dilakukan bersama antara Pemprov DKI Jakarta dan Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Terminal Pondok Cabe berjarak 8-9 kilometer dari Lebak Bulus.

Saat ini, Terminal Pondok Cabe masih dikelilingi perumahan warga. Adapun akses dari Jalan Kemiri, Pondok Cabe Udik, yang saat ini hanya selebar 4 meter perlu diperluas. Untuk memperlancar aksesibilitas terminal, jalan akan diperlebar menjadi 24 meter (empat lajur). Saat ini, sisi Jalan Kemiri pun sebagian besar sudah diokupasi warga, di antaranya, untuk usaha warung, rumah, gudang, dan pabrik. Warga belum tahu rencana pembangunan Terminal Pondok Cabe.

”Dari dulu dengar akan dibangun tol, tetapi belum ada tindak lanjutnya. Sekarang, saya malah baru dengar kalau akan diperlebar untuk terminal,” kata Laras, warga Jalan Kemiri, Pondok Cabe Udik, saat ditemui di rumahnya, Kamis. (NDY/DEA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Megapolitan
Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Megapolitan
Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Megapolitan
Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Megapolitan
Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Megapolitan
Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Megapolitan
Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Megapolitan
Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Megapolitan
DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Angka Kematian Penyakit Jantung di Bogor Meningkat Tiap Tahun

Angka Kematian Penyakit Jantung di Bogor Meningkat Tiap Tahun

Megapolitan
'Jika Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Pertama dalam Sejarah Politik Indonesia Ketua Umum Partai Berlaga di Pilkada'

"Jika Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Pertama dalam Sejarah Politik Indonesia Ketua Umum Partai Berlaga di Pilkada"

Megapolitan
Relawan Anies Gelar Konsolidasi Usung Sudirman Said di Pilkada Jakarta

Relawan Anies Gelar Konsolidasi Usung Sudirman Said di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Partai Garuda Buka Rekrutmen Bakal Calon Kepala Daerah Se-Indonesia

Partai Garuda Buka Rekrutmen Bakal Calon Kepala Daerah Se-Indonesia

Megapolitan
Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS, Olivina: Evakuasi Teman Saya di Rafah!

Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS, Olivina: Evakuasi Teman Saya di Rafah!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com