Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Survei, Bahagiakah Warga DKI Jakarta?

Kompas.com - 05/02/2015, 14:18 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta melakukan survei untuk menghitung tingkat kebahagiaan warga DKI Jakarta. Hasil survei yang baru dilakukan tahun 2014 ini tertuang dalam indeks kebahagiaan DKI Jakarta dihitung dengan skala 0-100.

"Indeks kebahagiaan untuk DKI Jakarta ini adalah 69,21 poin," ujar Kepala Bidang Statistik Sosial BPS DKI Jakarta Sri Santo Budi di Salemba, Kamis (5/2/2015).

Sri Santo menjelaskan, semakin mendekati poin 100, tingkat kebahagiaan pun semakin tinggi atau semakin bahagia. Sebaliknya, semakin rendah indeks kebahagiaan, warga dinilai semakin tidak bahagia.

Untuk mengukur indeks kebahagiaan ini, BPS DKI Jakarta melakukan survei dengan cara mewawancarai 1.139 keluarga.

Aspek kebahagiaan tersebut tidak dihitung dari jumlah materi, tetapi dari tingkat kepuasan warga terhadap 10 komponen kehidupan. Kesepuluh hal yang diukur itu adalah aspek kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, keharmonisan keluarga, ketersediaan waktu luang, hubungan sosial, kondisi rumah, dan aset, keadaan lingkungan, dan kondisi keamanan.

Berdasarkan semua aspek tersebut, tingkat kepuasan warga terhadap keharmonisan keluarga adalah yang tertinggi, yaitu mencapai 77,77 poin. Ini artinya, kebanyakan warga Jakarta mengaku bahagia karena memiliki keluarga yang harmonis.

"Jadi, warga Jakarta itu tampaknya merasa bahagia asalkan keluarga harmonis," ujar Sri.

Sementara itu, tingkat kepuasan paling rendah bagi warga Jakarta adalah pada bidang pendidikan. Poinnya hanya mencapai 62,72 poin. Padahal, kontribusi aspek pendidikan dalam indeks kebahagiaan cukup tinggi.

Berdasarkan poin indeks kebahagiaan 69,21 di Jakarta ini, kata Sri, tidak dapat ditentukan kategori kebahagiaannya. Apakah itu termasuk kategori paling bahagia, cukup bahagia, bahagia, atau kurang bahagia.

BPS RI pun tidak mengategorikan ke dalam hal itu karena ukuran kebahagiaan adalah relatif sehingga hanya dapat disimpulkan, semakin mendekati 100, semakin bahagia.

"Misal, kalau dibilang bahagia, bahagia aspek apa? Kalau di Jakarta bersekolah hingga SMA, mungkin itu biasa dan tidak terlalu membuat bahagia. Tapi, kalau di Papua, sekolah hingga SMA mungkin sangat membahagiakan. Nah, makanya tidak bisa dikategorikan," ujar Sri.

Tidak dapat ditentukan ke dalam kategori, indeks kebahagiaan Jakarta juga tidak dapat dibandingkan dengan indeks tahun lalu. Hal ini karena indeks kebahagiaan baru dilakukan tahun 2014.

Meskipun demikian, jika diurut dengan data indeks kebahagiaan nasional, Jakarta menduduki urutan ke-14 sebagai wilayah paling bahagia. Urutan pertama tingkat nasional ditempati oleh Kepulauan Riau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Megapolitan
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Megapolitan
Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Megapolitan
Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Megapolitan
NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

Megapolitan
Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Megapolitan
Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Megapolitan
Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Megapolitan
Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Megapolitan
'Call Center' Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

"Call Center" Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

Megapolitan
Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Megapolitan
Pemprov DKI Razia 2.070 Pengemis dan Gelandangan Sejak Awal 2024

Pemprov DKI Razia 2.070 Pengemis dan Gelandangan Sejak Awal 2024

Megapolitan
Caleg PKS Asal Aceh Dapat Sabu dari Malaysia, Dikemas Bungkus Teh China

Caleg PKS Asal Aceh Dapat Sabu dari Malaysia, Dikemas Bungkus Teh China

Megapolitan
KAI Commuter Line: Tak Ada Korban Dalam Kecelakaan KRL dan Sepeda Motor di Ratu Jaya Depok

KAI Commuter Line: Tak Ada Korban Dalam Kecelakaan KRL dan Sepeda Motor di Ratu Jaya Depok

Megapolitan
Banyak Remaja Nongkrong di Bundaran HI hingga Dini Hari, Polisi Minta Orangtua Awasi

Banyak Remaja Nongkrong di Bundaran HI hingga Dini Hari, Polisi Minta Orangtua Awasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com