Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Kantor Ahok Kebanjiran

Kompas.com - 09/02/2015, 10:06 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gedung Balai Kota Jakarta atau kantor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terendam sejak Minggu (8/2/2015) malam. Kepala Bidang Informatika dan Pengendalian BPBD DKI Bambang Suryaputra menjelaskan, banjir yang merendam Balai Kota terjadi sekitar pukul 00.00 dini hari.

"Balai Kota tergenang dini hari tadi karena sampah kardus bekas renovasi bangunan yang menutup saluran air," kata Bambang kepada Kompas.com, Senin (9/2/2015). 

Ia menjelaskan, sampah kardus itu sudah dibersihkan dan langsung surut tadi malam. Ia menambahkan, drainase di Balai Kota berfungsi baik.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Denny Wahyu menjelaskan, ketika banjir merendam Balai Kota, pihaknya langsung menelepon Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI. [Baca: Kantor Ahok Kebanjiran]

Kemudian datang dua mobil, terdiri satu mobil besar damkar dan satu mobil pompa. Setelah dilakukan flushing (penyemprotan air dengan tekanan tinggi) ke dalam drainase di Blok F, ternyata terdapat beberapa sampah kardus di dalam saluran air.

"Ternyata ada sampah kardus yang menyumbat saluran. Sampah-sampah kardus ini masuk ke dalam saluran ditambah dengan intensitas hujan yang lebat, membuat saluran tersumbat," kata Denny.

Banjir terjadi di Blok F, Balai Kota. Di blok tersebut ada klinik Pusat Kendali Kesehatan (Puldakes) DKI dan ruang kerja pegawai Biro Humas dan Biro Protokoler Pemprov DKI Jakarta. Air banjir juga masuk ke pintu masuk sisi kiri gedung. Biasanya pintu ini digunakan menuju ruang kerja Wakil Gubernur DKI.

Berdasarkan akun Twitter BPBD DKI, banjir di Jalan Kebon Sirih mulai terjadi pada pukul 01.22, dengan ketinggian air mencapai 10-20 sentimeter. Sekitar waktu yang sama, banjir juga melanda kompleks Gedung Balai Kota DKI di Blok F, lantai 1. Genangan air mencapai ketinggian 5-10 cm.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

Megapolitan
Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Megapolitan
Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Megapolitan
PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

Megapolitan
Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Megapolitan
Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Megapolitan
Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan Imam Budi Hartono

Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan Imam Budi Hartono

Megapolitan
Nasdem Tunggu Arahan Surya Paloh soal Pilkada Jakarta, Akui Nama Anies Masuk Rekomendasi

Nasdem Tunggu Arahan Surya Paloh soal Pilkada Jakarta, Akui Nama Anies Masuk Rekomendasi

Megapolitan
Calon Siswa Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi di Depok, padahal Rumahnya Hanya 794 Meter dari Sekolah

Calon Siswa Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi di Depok, padahal Rumahnya Hanya 794 Meter dari Sekolah

Megapolitan
Hendak Lanjutkan Koalisi, Parpol KIM Disebut Belum Teken Kerja Sama untuk Pilkada Jakarta

Hendak Lanjutkan Koalisi, Parpol KIM Disebut Belum Teken Kerja Sama untuk Pilkada Jakarta

Megapolitan
Nasdem Harap Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Bisa Dipasangkan dengan Anies atau Sahroni

Nasdem Harap Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Bisa Dipasangkan dengan Anies atau Sahroni

Megapolitan
Ditanya soal PKS Usung Anies di Pilkada Jakarta, Demokrat Prioritaskan Koalisi Indonesia Maju

Ditanya soal PKS Usung Anies di Pilkada Jakarta, Demokrat Prioritaskan Koalisi Indonesia Maju

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com