Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

M Taufik Anggap Wajar Anggota DPRD Mengumpat Ahok

Kompas.com - 06/03/2015, 12:45 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama ini, anggota DPRD DKI selalu mengeluhkan soal sikap dan etika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mereka anggap buruk. Namun sejumlah anggota DPRD justru melontarkan makian dan umpatan terhadap Basuki di akhir rapat mediasi di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kamis (5/3/3015).

Dimintai tanggapan tentang hal itu, Wakil Ketua DPRD Mohamad Taufik beralasan, anggota DPRD memaki karena dipicu sikap Ahok sebelumnya. Mereka berdalih geram karena menganggap Ahok merendahkan anak buahnya sendiri di depan banyak orang. [Baca: Makian Anggota DPRD DKI terhadap Ahok Dikecam "Netizen"]

"Gubernur memaki-maki wali kota dari duduk sampai berdiri. Kita bilangin nih, 'hei gubernur, jangan Anda maki-maki anak buah Anda di depan umum dong'. Dia nyaut-nyaut terus. Wajar aja kalau ada orang ngumpat-ngumpat dikit," ujar Taufik di gedung DPRD DKI, Jumat (6/3/2015).

Taufik mengatakan Ahok yang lebih dahulu mengeluarkan kata-kata dengan nada keras. Umpatan yang dikeluarkan oleh anggota dewan, kata Taufik, merupakan reaksi spontan atas sikap Ahok.

Taufik pun merasa kasihan dengan pihak SKPD yang hanya bisa diam ketika dibentak Basuki. Hal itulah yang juga memicu dewan menjadi bersikap seperti itu.

Taufik pun mengaku kecewa bahwa reaksi anggota dewan saat akhir mediasi terlalu disorot. Padahal, sikap Gubernur ketika mediasi itu juga dinilai mengecewakan.

Taufik kembali menegaskan kembali bahwa umpatan itu terjadi karena melihat Ahok memarahi bawahannya di depan umum. "Kenapa gubernur yang tidak beretika enggak ditulis? Marah harus beretika sebagai pemimpin. Janganlah membela Ahok membabi buta," ujar Taufik.

Sebelumnya diberitakan, para netizen mengecam anggota DPRD DKI Jakarta yang melontarkan makian ke Gubernur Basuki Tjahaja Purnama di akhir rapat mediasi di Kemendagri kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

KPAI Minta Polisi Kenakan UU Pornografi ke Ibu yang Rekam Anaknya Bersetubuh dengan Pacar

Megapolitan
Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun

Megapolitan
Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Anak di Jaktim Disetubuhi Ayah Kandung, Terungkap Ketika Korban Tertular Penyakit Kelamin

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com