Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Kasus Kebakaran untuk Tata Ruang DKI Jakarta

Kompas.com - 06/03/2015, 20:35 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum genap seminggu, Jakarta sudah empat kali dilanda kebakaran. Kebakaran pertama terjadi di Wihara Dharma Bakti, Petak Sembilan, Jembatan Lima, Jakarta Barat, Senin (2/3/2015). Si jago merah habis melahap seisi rumah ibadah yang biasa disebut Kelenteng Petak Sembilan.

Kebakaran di Klenteng tertua di Jakarta itu diduga karena lilin yang menyala terjatuh di atas kain dan menyambar ke seisi ruangan klenteng. Klenteng ini dinilai bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga warisan budaya yang berusia 400 tahun.

Kebakaran kedua melanda bangunan di belakang Gajah Mada Plaza, Jalan Pemuda I, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2015). Gas rumah makan yang berada di belakang pusat perbelanjaan tersebut meledak dan menyambar ke rumah makan lainnya dan rumah indekos yang berada di sekitaran tempat kejadian perkara. Pemadam kebakaran berhasil memadamkan si jago merah sebelum merambat ke Gajah Mada Plaza.

Masih di hari yang sama, Kamis (5/3/2015), tepatnya pukul 17.00 WIB, kawasan dekat Pasar Tanah Abang dilanda kebakaran. Kebakaran diduga berasal dari korsleting listrik yang terjadi pada salah satu rumah. Akibatnya, percikan api yang berasal dari korsleting listrik itu menyambar ke bahan mudah terbakar. Api semakin membesar karena rumah di pemukiman itu kebanyakan berbahan dasar kayu dan seng. Dari kejadian ini, tercatat ada dua korban meninggal terkena ganasnya api.

Keesokannya, Jumat (6/3/2015), tepatnya pukul 11.00 WIB, giliran kawasan Pangkalan Jati, Cipinang Melayu, Jakarta Timur yang merasakan ganasnya si jago merah. Api berasal dari gudang penyimpanan bahan kimia. Api membesar karena gudang tersebut berada tepat di tengah-tengah pemukiman padat penduduk.

Padat Penduduk Pakar Tata Kota, Nirwono Joga, menjelaskan kawasan padat penduduk di Jakarta menjadi penyebab utama sering terjadinya kebakaran di Jakarta. Menurut survei komuter pada tahun 2014, tercatat penduduk malam hari di DKI Jakarta sebesar 10.075.310 orang sedangkan penduduk DKI Jakarta siang hari sebesar 11.201.620 orang.

Menurut Joga, sebagian pembangunan pemukiman tidak mengikuti rencana tata kota yang baik. Provinsi DKI Jakarta dinilai tidak mengikuti rencana tata ruang yang sudah diatur.

"Dalam kasus kebakaran di Tanah Abang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harusnya mengikuti peraturan yang sudah dibuat terkait tata kota," ungkap Joga saat dihubungi oleh Kompas.com, Jumat (6/3/2015).

Untuk itu, kasus kebakaran yang terjadi belakangan ini seolah memberi pesan kepada Pemprov untuk melakukan perbaikan di sektor perencanaan tata ruang kota. Perbaikan, menurut Joga, dapat dilakukan lewat tiga tahap.

"Pertama harus ada perbaikan lingkungan, kedua pengaturan dan perencanaan kawasan lingkungan, dan ketiga permukiman kembali," tutur Joga.

Rumah Susun Sebagai Salah Satu Solusi

Kasus kebakaran di Tanah Abang bukanlah yang pertama kali. Pada tahun 2003 silam, kawasan ini pernah dilahap si jago merah. Tahun ini, kawasan yang terdapat pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara, kembali dilanda kebakaran.


Joga mengatakan kawasan Tanah Abang merupakan kawasan niaga yang harusnya dapat dibangun dengan tata kelola kota yang baik. Sebagai pusat perdagangan yang juga dipadukan dengan pemukiman, rumah susun, menurut Joga adalah jawaban dari permasalahan kawasan Tanah Abang selama ini.

"Rumah susun dapat dijadikan solusi kawasan Tanah Abang. Rumah susun memiliki sistem kelistrikan dan gas yang rapi," jelas Joga.

Joga mencontohkan pembangunan kawasan Tanah Abang dapat dilakukan seperti di negara Taiwan atau Hongkong. Kedua negara tersebut memiliki pusat perniagaan yang dipadukan oleh hunian dalam satu gedung.

"Misal lantai satu dan lima itu untuk perdagangan. Lantai selanjutnya bisa untuk hunian," saran Joga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com