Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Dianggap Hanya Pentingkan Kesejahteraan PNS

Kompas.com - 15/03/2015, 18:12 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Centre for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan ada ketimpangan dalam APBD bukan hasil pembahasan yang dikirim Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada Kementerian Dalam Negeri.

Hal ini menurut Uchok adalah akibat dari sikap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang tidak mau menolak hasil pembahasan APBD dengan DPRD DKI.

"Memang idealnya APBD harus dibahas DPRD. Harus dikoreksi, harus dikritik DPRD. Tapi Ahok enggak terima usulan DPRD. Maka dia tetap versi dia. Versi Ahok yang dinilai Kemendagri ada ketimpangan yang bikin kita iri," ujar Uchok dalam diskusi di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (15/3/2015).

Ketimpangan yang dimaksud oleh Uchok adalah soal anggaran belanja pegawai. Kemendagri memang mengevaluasi anggaran belanja pegawai Pemprov DKI yang begitu besar. Sementara, kata Uchok, anggaran untuk pendidikan justru menurun 3,7 persen dari tahun sebelumnya. Begitu pun dengan anggaran banjir yang hanya dialokasikan sekitar Rp 5 triliun.

Hal yang paling mengagetkan bagi Uchok adalah soal anggaran makan dan minum bagi PNS yang juga dinilai terlalu besar. Atas dasar inilah, Uchok berkesimpulan APBD yang disusun Pemprov DKI ini dinilai terlalu mementingkan kesejahteraan pegawai negeri sipil.

"Yang paling saya jengkel adalah belanja makan minum Rp 863 miliar. Kalau dibagi dengan sekitar 80.000 PNS, tiap PNS dapat makan minum Rp 10 juta per tahun. Apa ini bagi Ahok? Dia caci maki PNS hanya sandiwara saja. Dia berpihak pada PNS," ujar Uchok.

Uchok pun mengibaratkan situasi seperti ini dengan orang yang ingin membangun rumah. Idealnya, kata Uchok, orang yang ingin membangun rumah akan menghabiskan anggarannya dengan membeli material bangunan seperti batu bata, semen, dan pasir.

Akan tetapi, yang dilakukan Ahok justru berbeda. Ahok justru menggunakan anggarannya untuk menggaji "tukang bangunan" dengan harga tinggi. Sementara, material bangunannya tidak disediakan banyak.

Padahal, menurut Uchok, DPRD dapat menggunakan fungsinya jika diberi kewenangan oleh Ahok. Anggaran tidak penting akan dihapus.

Hal itu, menurut Uchok, terlihat dalam RAPBD versi DPRD yang memotong anggaran perayaan ulang tahun Jakarta sebesar Rp 1 miliar. "Anggaran HUT Jakarta Rp 5 miliar. DPRD kurangi jadi Rp 4 miliar. Ini bikin marah Ahok," ujar Uchok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Denda Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Lokbin Pasar Minggu Berlaku Pekan Ini

Denda Buang Sampah di Luar Jam Operasional TPS Lokbin Pasar Minggu Berlaku Pekan Ini

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Gelar Razia, Sasar PO dan Bus yang Masa Berlaku Uji KIR Habis

Pemkot Tangsel Bakal Gelar Razia, Sasar PO dan Bus yang Masa Berlaku Uji KIR Habis

Megapolitan
Tak Ada Calon Wali Kota Jalur Independen pada Pilkada Kota Bogor

Tak Ada Calon Wali Kota Jalur Independen pada Pilkada Kota Bogor

Megapolitan
Pelabuhan Tanjung Priok hingga Jalan Raya Clincing Masih Macet Total, Didominasi Truk Besar

Pelabuhan Tanjung Priok hingga Jalan Raya Clincing Masih Macet Total, Didominasi Truk Besar

Megapolitan
PAN Kota Bogor Sibuk Cari Kawan Koalisi Pengusung Dedie Rachim di Pilkada 2024

PAN Kota Bogor Sibuk Cari Kawan Koalisi Pengusung Dedie Rachim di Pilkada 2024

Megapolitan
Bawaslu Evaluasi Perekrutan Panwascam Jelang Pilkada DKI 2024, Ganti Anggota yang Bekerja Buruk

Bawaslu Evaluasi Perekrutan Panwascam Jelang Pilkada DKI 2024, Ganti Anggota yang Bekerja Buruk

Megapolitan
Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Diberi Waktu 4,5 Jam untuk Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

159 Warga Terciduk Buang Sampah Lewati Batas Waktu di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

PAN Kota Bogor Siap Bangun Koalisi Besar, Usung Dedie Rachim Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Dharma Pongrekun Kumpulkan 749.298 Dukungan Maju Cagub Independen DKI Jakarta

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Titik Terang Kasus Mayat Pria Dalam Sarung di Pamulang...

Megapolitan
Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Kesal Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Saya Pernah Hampir Diseruduk

Megapolitan
Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Trotoar Matraman Kini, Lebih Banyak Digunakan Pengendara Motor dibanding Pejalan Kaki

Megapolitan
Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Harga Lelang Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta karena Tak Laku-laku

Megapolitan
Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Berkaca dari Pilpres, Bawaslu DKI Evaluasi Perekrutan Panwascam Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com