Ketua RT 14/RW 09, Jalan Kartini Raya, Sawah Besar, Triyas (65) mengaku tak pernah dititipi mobil odong-odong rongsok itu oleh pemiliknya. Selama ini, sambung Triyas, mobil rongsok itu tiba-tiba ada di wilayahnya.
"Enggak ada sama sekali omongan ke saya soal titipan odong-odong. Sama saya, sama RW juga enggak ada," kata Triyas kepada Kompas.com, di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Senin (6/4/2015).
Triyas mengatakan, tadinya mobil odong-odong tersebut ada tiga. Namun, satu lagi sudah dipindahkan oleh pemiliknya. "Tadinya itu ada tiga. Sekarang tinggal dua doang. Satu lagi udah diangkat," kata Triyas.
Ketiganya, kata Triyas, berada di lokasi sejak operasi odong-odong dilarang di Jakarta pada 2013 lalu.
Salah satu warga yang tinggal di Jalan Kartini Raya, Sudjana (64), mengatakan, odong-odong tersebut sebelumnya berada di bawah Jembatan Mangga Besar. Sudjana mengungkapkan, pengawas dari mobil odong-odong rongsokan hanya seorang montir. Namun, montir tersebut juga tidak hanya mengurusi mobil odong-odong tersebut.
"Sekarang montirnya lagi enggak ada. Dia juga ngurus mobil lain. Montir angkot jugalah," ungkap Sudjana.
Salah seorang yang tinggal di mobil odong-odong, Lagiman (61), mengaku sudah satu tahun lebih tinggal di mobil rongsok tersebut. Tak hanya dia, anak perempuannya, Lani (18), juga tinggal di tempat tersebut.
"Saya sama anak saya, tetapi kalau dia kadang-kadang nginep di rumah nenek atau temannya," kata Lagiman. Lagiman mengaku lebih memilih tinggal di mobil odong-odong lantaran rumahnya jauh. Selain itu, ia juga mengatakan tidak mampu menyewa rumah kontrakan.
Kedua mobil odong-odong rongsok tersebut kerap kali dijadikan tempat mesum oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, rongsokan itu juga mengganggu pengguna jalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.