Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HBKB Belum Ubah Gaya Hidup Masyarakat

Kompas.com - 16/04/2015, 18:38 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor di Jakarta dianggap belum berhasil membangun gaya hidup masyarakat yang mengurangi penggunaan kendaraan bermotor.

Direktur Eksekutif Komisi Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan, contoh yang paling jelas adalah masih banyak masyarakat yang datang ke lokasi hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) dengan memakai kendaraan bermotor pribadi. "Hal ini menunjukkan, pesan HBKB belum sampai ke masyarakat," katanya, Rabu (15/4), dalam diskusi HBKB di kantor KPBB.

HBKB awalnya diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas udara di Jakarta. Kenyataannya, HBKB yang menarik puluhan ribu orang setiap kali diadakan itu justru marak dijadikan ajang promosi produk hingga kegiatan politik.

Ahmad mengatakan, perubahan perilaku masyarakat juga perlu didukung dengan infrastruktur, seperti perluasan trotoar, ketersediaan jalur sepeda dan area parkirnya, serta angkutan massal yang memadai. Kenyataannya, infrastruktur ini tidak dikembangkan seiring dengan penyelenggaraan HBKB. Akhirnya, orang tetap terbiasa memakai kendaraan bermotor pribadi termasuk saat ke lokasi HBKB.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, HBKB belum sepenuhnya membuat orang semakin melirik angkutan umum. Saat ini, suasana HBKB semakin tidak nyaman.

"Kami akan mengevaluasi pelaksanaan HBKB supaya nanti benar-benar jadi ajang orang untuk berolahraga. Saya pikir selama belum ada penegakan hukum yang tegas, ya akan terus seperti ini," katanya.

Kepala Seksi Pembina Pengguna Lalu Lintas Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta Yayat Sudrajat mengatakan, kegiatan yang diperbolehkan di lokasi HBKB hanya kegiatan olahraga, seperti jalan santai, lari, atau bersepeda.

"Tidak boleh ada umbul-umbul atau atribut lain, tidak boleh ada panggung atau tenda, dan tidak boleh ada penjualan produk komersial. PKL juga kami sediakan lokasi tertentu," katanya.

Kualitas udara

Rusman Sagala dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta mengatakan, idealnya HBKB diadakan minimal 12 jam. "Dengan demikian, kita bisa membandingkan kualitas udara pada pagi, siang, dan sore hari saat HBKB dan pada hari kerja," ucapnya.

Rusman juga berharap, ada evaluasi terhadap Pergub Nomor 119 Tahun 2012 tentang HBKB. Evaluasi ini meliputi penilaian atas kinerja setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang memiliki kewenangan terhadap HBKB sesuai Pergub ini. Selain itu, SKPD yang perlu dimasukkan dalam Pergub juga harus dilibatkan, antara lain Dinas Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Dinas Pendidikan.

Selain itu, menurut Rusman, ada peningkatan kualitas udara setelah penyelenggaraan HBKB. HBKB harus dilanjutkan dengan sejumlah perbaikan. (FRO/ART)

----------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di Harian Kompas edisi Kamis, 16 April 2015, dengan judul "HBKB Belum Ubah Gaya Hidup Masyarakat"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Polisi Sebut Penjual Video Porno Anak di Telegram Tak Memiliki Kelainan Seksual

Megapolitan
Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Air PAM di Koja Sudah Tidak Asin dan Berminyak

Megapolitan
Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Umat Lintas Agama Ikut Unjuk Rasa Solidaritas Palestina di Kedubes AS

Megapolitan
Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Besi Ribar Jatuh ke Rel, MRT Jakarta: Struktur Crane Dibangun Tanpa Koordinasi

Megapolitan
Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Relawan: Ada 7 Partai yang Mendekati Sudirman Said untuk Maju di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Cerita Olivina Dengar Suara Drone Saat Berkomunikasi dengan Temannya di Rafah Palestina

Megapolitan
Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Massa Sempat Cekcok dengan Polisi Usai Kibarkan Bendera Palestina di Depan Kedubes AS

Megapolitan
Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Massa di Depan Kedubes AS Mulai Bubar, Lampu Jalan Padam

Megapolitan
Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Material Besi Jatuh di Stasiun MRT ASEAN dan Blok M, Hutama Karya Gerak Cepat Lakukan Evakuasi

Megapolitan
DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

DPW PKS Masih Menunggu Keputusan DPP untuk Usung Anies di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Angka Kematian Penyakit Jantung di Bogor Meningkat Tiap Tahun

Angka Kematian Penyakit Jantung di Bogor Meningkat Tiap Tahun

Megapolitan
'Jika Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Pertama dalam Sejarah Politik Indonesia Ketua Umum Partai Berlaga di Pilkada'

"Jika Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Pertama dalam Sejarah Politik Indonesia Ketua Umum Partai Berlaga di Pilkada"

Megapolitan
Relawan Anies Gelar Konsolidasi Usung Sudirman Said di Pilkada Jakarta

Relawan Anies Gelar Konsolidasi Usung Sudirman Said di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Partai Garuda Buka Rekrutmen Bakal Calon Kepala Daerah Se-Indonesia

Partai Garuda Buka Rekrutmen Bakal Calon Kepala Daerah Se-Indonesia

Megapolitan
Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS, Olivina: Evakuasi Teman Saya di Rafah!

Unjuk Rasa di Depan Kedubes AS, Olivina: Evakuasi Teman Saya di Rafah!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com