Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Pencurian dan Penipuan Berdalih Pengusaha Batubara kepada Korban

Kompas.com - 15/05/2015, 06:01 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lama menggangur, membuat Yohanes Yusra Simanungkalet (32) mencari jalan pintas untuk menafkahi istri dan seorang anaknya. Tersangka bahkan nekat mengaku sebagai pengusaha batubara untuk melancarkan aksi penipuan dan pencurian. Modus tersebut, diaplikasikannya terhadap lima korban, yaitu SW, TA dan BNT.

"Tersangka mengaku sebagai pengusaha batubara. Sehingga banyak korban yang percaya. Supaya lebih meyakinkan, tersangka selalu beroperasi menggunakan mobil miliknya," ungkap Kapolsek Pademangan Komisaris Besar Benny Alamsyah, Kamis (14/5/2015).

Kepada petugas, tersangka mengaku sudah lima bulan menjalankan aksinya. Sebelum melakukan aksi pencurian, tersangka terlebih dahulu menipu korbannya dengan modus kopi darat alias pertemuan langsung di suatu tempat.

Agar bisa kopi darat dengan korbannya, tersangka menggunakan aplikasi chatting wechat untuk mencari korban secara acak. Setelah mendapatkan targetnya, tersangka langsung mengajak korban untuk kopi darat, seolah-olah ingin berkenalan dan menjalin pertemanan.

"Setelah berkenalan, tersangka akan mengajak korban untuk bertemu di suatu tempat. Ada yang langsung ketemu di tempat yang dijanjikan, ada juga yang dijemput tersangka di suatu tempat," lanjut Kapolsek.

Biasanya, kata Kapolsek, korban diajak tersangka untuk makan atau berbincang santai di kawasan Ancol. Saat mereka akan ke rumah makan, korban akan diminta untuk meninggalkan barang berharga miliknya di dalam mobil. Kepada korbannya, tersangka mengatakan jika hal tersebut dilakukan agar tidak mengganggu saat berbincang atau makan di rumah makan.

"Alasannya biar ngga ribet, atau hanya makan sebentar saja. Sehingga korban pun percaya untuk meninggalkan tas yang berisi harta bendanya di mobil tersangka," terang Kapolsek.

Begitu tiba di rumah makan, tersangka akan mencari alasan untuk menjauh dari pantauan korban. Salah satu triknya, dengan dalih ingin ke toilet. Begitu korban lengah, tersangka pun meninggalkannya dan langsung melarikan harta benda miliknya.

Seperti diketahui, tersangka berhasil diamankan polisi berkat laporan dari para korban. Meski baru tiga korban yang melapor, polisi tetap akan mendalami kasus tersebut untuk menguak kemungkinan adanya korban yang lebih banyak.

"Tersangka mengaku sudah beraksi sejak lima bulan terakhir. Laporan yang masuk baru tiga korban. Tapi kami (polisi) minta kepada warga yang pernah menjadi korban untuk melaporkan ke pihak berwajib," demikian Kapolsek.

Seperti diketahui, tersangka mengelabui korban untuk kopi darat (bertemu) dan menguras harta bendanya. Untuk meyakinkan korbannya, tersangka mengaku sebagai pengusaha batubara. Setiap beraksi, tersangka juga menggunakan mobil pribadi atas nama dirinya, jenis Chevrolet Spin warna perak nopol B 1257 SRX untuk mengelabui korbannya.

Saat ini tersangka telah mendekam di balik jeruji besi Mapolsek Pademangan. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka dijerat pasal 378 KUHP tentang penipuan jo pasal 363 KUHP tentang pencurian, dengan ancaman di atas lima tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Megapolitan
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Megapolitan
Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Megapolitan
Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Megapolitan
NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

Megapolitan
Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Megapolitan
Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Megapolitan
Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Megapolitan
Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Megapolitan
'Call Center' Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

"Call Center" Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

Megapolitan
Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Megapolitan
Pemprov DKI Razia 2.070 Pengemis dan Gelandangan Sejak Awal 2024

Pemprov DKI Razia 2.070 Pengemis dan Gelandangan Sejak Awal 2024

Megapolitan
Caleg PKS Asal Aceh Dapat Sabu dari Malaysia, Dikemas Bungkus Teh China

Caleg PKS Asal Aceh Dapat Sabu dari Malaysia, Dikemas Bungkus Teh China

Megapolitan
KAI Commuter Line: Tak Ada Korban Dalam Kecelakaan KRL dan Sepeda Motor di Ratu Jaya Depok

KAI Commuter Line: Tak Ada Korban Dalam Kecelakaan KRL dan Sepeda Motor di Ratu Jaya Depok

Megapolitan
Banyak Remaja Nongkrong di Bundaran HI hingga Dini Hari, Polisi Minta Orangtua Awasi

Banyak Remaja Nongkrong di Bundaran HI hingga Dini Hari, Polisi Minta Orangtua Awasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com