Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/05/2015, 17:07 WIB
Oleh: HARRY SUSILO

Bocah berusia delapan tahun itu berinisial AD. Sudah hampir satu bulan terakhir, siswa kelas dua sekolah dasar ini terpaksa tidur di pos petugas satuan pengamanan yang berjarak 50 meter dari rumah orangtuanya di kompleks Citra Gran Cibubur, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi.

Selain tidur di pos, kadang dia juga kami mandikan dan belikan makanan," kata Boih Susanto, salah satu petugas satpam kompleks perumahan itu, Kamis (14/5).

AD adalah anak ketiga dan satu-satunya anak lelaki dari pasangan UP dan NS yang sudah 15 bulan mengontrak rumah di kompleks tersebut. Selain AD, pasangan itu juga memiliki empat anak perempuan, yakni saudari kembar C dan L (10), A (5), dan D (4).

Kamis siang, tim gabungan kepolisian, Kementerian Sosial, dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) serta sejumlah mitra mengamankan AD dan empat saudaranya dari rumah tersebut. Pihak-pihak ini menduga telah terjadi sesuatu yang sangat salah terhadap anak-anak ini.

Polisi bahkan sampai mendobrak masuk ke dalam rumah setelah tuan rumah menolak membukakan pintu secara baik-baik buat tim gabungan itu.

"Kami terpaksa mendobrak pintu itu. Saat masuk, kami merinding karena penghuninya seperti tinggal di tempat sampah. Kondisi di dalam rumah sungguh berantakan, penuh sampah. Seluruhnya berantakan, mulai dari meja, kursi, barang-barang, hingga pakaian. Kami tidak tahu mana WC, mana dapurnya," tutur Kepala Unit I Kejahatan dengan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Buddy Towoliu.

Hingga Kamis malam, bocah-bocah itu berada dalam perlindungan sebuah rumah aman (safe house) di dekat perumahan mereka. Sementara kedua orangtua mereka, UP dan NS, masih diperiksa polisi untuk mengungkap apa sebenarnya yang terjadi.

Sering kelaparan

Menurut Boih, AD kerap datang ke pos satpam untuk menanyakan makanan karena dia kelaparan. Awalnya, para petugas heran karena bocah itu bukan berasal dari keluarga ekonomi rendah.

Meskipun berstatus mengontrak rumah dua lantai tersebut, orang tua AD diyakini memiliki kemampuan ekonomi di atas rata-rata. Ada dua mobil terparkir di garasi rumah itu, sebuah Honda Odyssey dan satu sedan BMW 318i. Bahkan, ada dua mobil lain yang kerap diparkir di luar blok tempat rumah itu berada, yang diyakini warga adalah milik keluarga itu.

 Namun, menurut pengakuan para tetangga, baik UP, NS, maupun keempat anak perempuan mereka nyaris tak pernah berinteraksi dengan warga sekitarnya. Mereka menutup diri dari lingkungan. Hanya AD yang kerap terlihat di luar rumah.

Menurut Sugeng Pribadi, Ketua RT 003 RW 011 Kelurahan Jatikarya, Kecamatan Jatisampurna, AD terpaksa tidur di pos satpam karena dilarang pulang ke rumah oleh orangtuanya. "Setelah tahu dia tinggal di pos satpam, warga bergantian menampung anak itu tidur dan memberi makan," kata Sugeng.

Kepada tetangga, UP mengaku bekerja sebagai dosen di sebuah sekolah tinggi di Cileungsi. Sementara identitas istri dan empat anak perempuannya tak diketahui warga karena mereka jarang sekali keluar rumah.

Warga khawatir terjadi kekerasan dalam rumah tangga itu. Boih mengaku sering mendapati AD dengan memar di tubuh dan luka di kepala. Suatu hari, bahkan terdapat luka di kepala AD dengan bekas darah yang sudah mengering. "Dia, sih, ngakunya jatuh dari tempat tidur, tapi kok sering ada luka," ucap Boih.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Mulai 1 Juni 2024, Ada Ketentuan Baru Pembatalan Tiket Kereta Api

Megapolitan
Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Pilkada Jakarta 2024: Menguji Eksistensi Masyarakat Jaringan

Megapolitan
Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Jalur, Kuota, dan Syarat PPDB SMA, SMK, dan SLB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 1 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 1 Juni 2024

Megapolitan
Nama Kaesang dan Anies di Bursa Pilkada Jakarta, Prediksi Pertarungan Sengit bak Pilpres 2024

Nama Kaesang dan Anies di Bursa Pilkada Jakarta, Prediksi Pertarungan Sengit bak Pilpres 2024

Megapolitan
6 Orang Ditangkap Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Polisi Ungkap Peran Masing-masing

6 Orang Ditangkap Terkait Kasus Pelat Palsu DPR, Polisi Ungkap Peran Masing-masing

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com