Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Jakarta Bangun Rumah Susun di Dekat Stasiun Kereta Api

Kompas.com - 11/06/2015, 17:32 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT Kereta Api Indonesia berencana membangun rumah susun di sekitar Stasiun Kampung Bandan, Jakarta Utara, dan Manggarai, Jakarta Selatan. Upaya ini untuk mendekatkan permukiman dengan akses transportasi umum.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Rabu (10/6), meninjau lokasi bakal pembangunan rumah susun (rusun) di Kampung Bandan, Jakarta Utara. Sejumlah pejabat menyertai Basuki, antara lain, Direktur Utama PT Transjakarta ANS Kosasih, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Benjamin Bukit, perwakilan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Ella Ubaidi, Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta Ika Lestari Aji, dan Kepala Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan Sarwo Handayani.

Ada pula perwakilan dari PT MRT Jakarta dan Kementerian Perhubungan. Rombongan menyusuri rel di jalur Jakarta Kota-Tanjung Priok dengan lori dan menempuh jarak sekitar 2 kilometer. Selain meninjau lahan kosong yang akan dibangun menjadi rusun, rombongan juga melihat lahan-lahan KAI yang dijadikan hunian liar.

Ada sekitar 3,2 hektar lahan di Kampung Bandan dan 6 hektar di dekat Stasiun Manggarai untuk membangun rusun. Selain dekat ke Stasiun Jakarta Kota, rusun di Kampung Bandan akan diintegrasikan dengan depo kereta massal cepat (MRT) yang dibangun di bawah tanah. Menurut rencana, terusan jalur MRT ditargetkan tersambung dengan Kampung Bandan pada 2020.

Pada ruas Lebak Bulus-Bundaran HI, pembangunan infrastruktur MRT ditargetkan selesai tahun 2018. Selanjutnya, koridor diperpanjang hingga ke Kampung Bandan empat tahun kemudian. Dengan demikian, koridor MRT utara-selatan Jakarta itu terhubung dengan jalur kereta rel listrik (KRL).

Basuki mengatakan, pihaknya menunjuk PT Jakarta Propertindo (JakPro), Badan Usaha Milik Daerah DKI Jakarta, untuk membangun rumah susun di dekat dua stasiun itu. Selain hunian vertikal, bangunan juga disiapkan untuk menampung pedagang kaki lima (PKL) serta fungsi lain, seperti perkantoran. "Konsepnya TOD (transit oriented development)," kata Basuki.

Tiru India

Konsep TOD, kata Basuki, meniru langkah yang ditempuh Pemerintah India. Permukiman dibangun dan dikembangkan di jalur-jalur transportasi umum.

TOD mensyaratkan kawasan permukiman serta perkantoran atau bisnis dilengkapi stasiun MRT atau simpul jasa transportasi umum yang bisa dicapai dengan jalan kaki. Dengan demikian, warga mendapatkan kemudahan bergerak dari rumah ke lokasi kerja setiap saat.

"Kami (Pemprov DKI dan PT KAI) sepakat mengefektifkan pemakaian lahan milik negara. Selain mendekatkan warga ke akses transportasi publik, kawasan diharapkan bisa tumbuh dengan membaurkan beberapa fungsi bangunan, termasuk menampung PKL," ujarnya.

?Perwakilan dari PT KAI, Ella Ubaidi, menyebutkan, kerja sama PT KAI dengan Pemprov DKI untuk membangun hunian di dekat stasiun itu merupakan yang pertama. Selain untuk mengefektifkan lahan, pembangunan hunian serta pengembangan kawasan diharapkan secara langsung berdampak pada jumlah penumpang KA.

Pembangunan fisik rumah susun tersebut ditargetkan dimulai tahun depan. Hingga akhir tahun ini, seluruh kebutuhan untuk mewujudkannya diharapkan rampung, khususnya perencanaan dan desain. Basuki membuka kemungkinan tambahan modal PT JakPro untuk membangun rumah susun itu.

Ika Lestari menambahkan, rusun akan didesain berisi setidaknya 270 unit hunian untuk setiap menara. Dengan lahan seluas 3,2 hektar, lokasi di Kampung Bandan dapat dibangun hingga 10 menara. Adapun di Manggarai minimal akan dibangun dua menara rusun. Di kedua titik itu, rusun akan dilengkapi pusat perbelanjaan.

Sebagian dari dua lokasi bakal rusun itu kini masih dihuni warga. Menurut Ika, seperti di lokasi penertiban lain, Pemprov DKI akan menyisir warga DKI dan merelokasi mereka ke rusun. Mereka diprioritaskan masuk ke rusun yang akan dibangun di kawasan itu.

Selain infrastruktur transportasi, penyediaan rumah, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah, menjadi masalah serius bagi Ibu Kota. Warga miskin semakin kesulitan menjangkau harga properti yang bergerak liar karena mekanisme pasar serta kurangnya campur tangan pemerintah.

Dua tahun terakhir, Pemprov DKI melipatgandakan pembangunan rumah susun dengan menagih kewajiban pengembang. Tumpukan kewajiban yang tidak ditunaikan selama bertahun-tahun membuat masalah perumahan semakin akut. Apartemen terbangun, tetapi masyarakat dengan penghasilan rendah tak bisa menjangkaunya.

Sepanjang tahun 2014, Pemprov DKI mengklaim memindahkan sekitar 5.300 keluarga ke rusun sederhana sewa. Namun, jumlah total warga yang harus direlokasi diperkirakan mencapai 3-4 kali lipat atau bahkan lebih besar. Padahal, sejumlah aturan mengamanatkan pemerintah menjamin ketersediaan papan bagi setiap warga Indonesia. (MKN)

-------------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Kamis, 11 Juni 2015, dengan judul "Akses Angkutan Didekatkan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Megapolitan
Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Megapolitan
Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Megapolitan
Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Megapolitan
Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Megapolitan
Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Megapolitan
Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Megapolitan
Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Megapolitan
Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Polisi Tangkap Begal yang Serang Calon Siswa Bintara Polri di Jakbar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com