Meski sempat melihat sekali, Rukaya mengaku tak mampu untuk melihat lagi anaknya yang mengalami luka bakar parah akibat kebakaran pabrik PT Mandom di Kawasan Industri MM 2100 Cibitung, Jawa Barat, Jumat (10/7/2015) lalu.
"Saya sudah lihat kemarin. Tetapi, enggak kuat kalau harus lihat lagi. Seluruh tubuhnya terbakar," tutur Rukaya terisak.
Ibu enam anak itu mengatakan, anaknya juga sempat dioperasi bagian tangan kanannya. Sebab, akibat luka bakar yang dialami anaknya, aliran darah melalui tangannya tersumbat.
"Kemarin sudah operasi. Tangannya melepuh dan harus dioperasi. Kata dokter supaya aliran darahnya lancar," kata warga Walang Jaya, Semper, Jakarta Utara, itu.
Rukaya juga menceritakan, saat hari kejadian, anaknya sempat memberinya uang arisan keluarga sebesar Rp 2 juta. Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk menebus ijazah SMK yang belum diambil sejak dua tahun lalu.
"Dia (Wulan) baru dapat arisan keluarga. Tetapi, uangnya di kasih ke saya, titip dulu, nanti buat nebus ijazah," ujarnya.
Uang tersebut diserahkan Wulan seusai sahur bareng keluarga sekitar pukul 04.00 WIB. Setelah itu, Rukaya mengaku tidak melihat lagi putrinya karena berangkat kerja satu jam berikutnya.
"Pagi habis sahur cuma nitip uang saja. Tetapi, malamnya saya sempat lihat, dia (Wulan) ngumpulin adik-adiknya buat kasih nasihat. 'Nanti kalau sudah gede jaga mama'," kata Rukaya tersedu menirukan ucapan putrinya.
Seperti diketahui, kebakaran yang terjadi di pabrik PT Mandom, Jumat siang, mengakibatkan lima orang tewas.
Lima korban tewas tersebut mengalami luka bakar hingga 100 persen. Sementara itu, sekitar 50 orang mengalami luka bakar serius.
Sebanyak 20 korban kebakaran yang mengalami luka paling parah dipindahkan ke RSCM yang memiliki peralatan lebih lengkap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.