Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masa Orientasi, Guru SMAN 70 Kaget Rambut Siswinya Diikat Semua

Kompas.com - 27/07/2015, 12:06 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Senin ini merupakan hari pertama sekolah-sekolah kembali beraktivitas setelah cuti Lebaran sekaligus memasuki tahun ajaran baru 2015-2016. Aktivitas ini tampak di lingkungan sekolah-sekolah di Jakarta, termasuk SMA Negeri 70 Jakarta Selatan.

Meskipun sudah tidak menggelar perpeloncoan di sekolah tersebut, guru-guru sempat terkejut dengan rambut siswi-siswi yang tampak terikat. Kondisi itu mirip dengan aturan perpeloncoan yang terjadi beberapa tahun lalu di sekolah tersebut.

Zaitun Airani, salah satu guru SMAN 70, menuturkan hal itu saat ditemui Kompas.com di sekolah tersebut, Senin (27/7/2015). Ia menuturkan, pada kegiatan orientasi siswa baru tahun ini, aturan tersebut seharusnya sudah tidak ada lagi.

"Kami membebaskan untuk gaya rambut para siswi. Namun, kami kaget kenapa semuanya kompak dikuncir? Makanya pas pembukaan acara tadi, Pak Kepala Sekolah langsung minta mereka (para siswi) membuka kuncir rambutnya," kata dia.

Kegiatan orientasi siswa baru tahun ini disebut masa orientasi peserta didik baru (MOPDB). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa baru soal aturan akademik dan tata tertib sekolah.

Untuk mencegah terjadinya perundungan (bullying) kakak kelas ke siswa baru, MOPDB sepenuhnya dipanitiai oleh guru. Sementara itu, pihak organisasi siswa intra sekolah (OSIS) hanya diizinkan memberikan materi, seperti perkenalan ekstrakulikuler.

"Makanya seharusnya sudah tidak ada aturan mengikat-ikat rambut seragam seperti itu. Kecuali yang rambutnya panjang sekali, mau diikat silakan. Namun, kami tidak mengharuskan," ucapnya.

Zaitun menduga, aturan tersebut didengar para siswi dari senior-senior mereka yang berasal dari SMP yang sama. Ia menuturkan, kebanyakan siswa SMAN 70 berasal dari SMPN 19 sehingga senior yang sudah lebih dulu merasakan aturan tersebut menuturkan pesan kepada adik kelasnya.

"Dulu memang begitu aturannya, tetapi sekarang kan sudah tidak ada lagi. Kami benar-benar fokus bahwa sekolah hanya untuk belajar," ucap Zaitun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Ketua RW: Aktivitas Ibadah yang Dilakukan Mahasiswa di Tangsel Sudah Dikeluhkan Warga

Megapolitan
Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya 'Nyentong' Nasi Sendiri

Pemilik Warteg Kesal, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya "Nyentong" Nasi Sendiri

Megapolitan
Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Hampir Dua Pekan, Preman yang Hancurkan Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Warga Bogor yang Rumahnya Ambruk akibat Longsor Bakal Disewakan Tempat Tinggal Sementara

Megapolitan
Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Jelang Kedatangan Jemaah, Asrama Haji Embarkasi Jakarta Mulai Berbenah

Megapolitan
KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

KPU DKI Terima 2 Bacagub Independen yang Konsultasi Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Kecamatan Grogol Petamburan Tambah Personel PPSU di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com