Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ojek Bukan Transportasi yang Pas di Jakarta

Kompas.com - 30/07/2015, 19:36 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa bulan terakhir, penggunaan jasa transportasi ojek berkembang pesat di Jakarta. Saat ini fasilitas ojek berbasis aplikasi teknologi juga populer di kalangan warga kota.

Banyak warga yang memanfaatkan ojek ketimbang angkutan umum untuk menuju tempat aktivitas. Terlebih, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyepakati perizinan bersama kepolisian untuk menjadikan ojek sebagai salah satu bentuk transportasi umum di Jakarta.

Namun menurut Kepala Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Ellen Tangkudung, ojek bukanlah jenis jasa transportasi yang pas untuk warga Jakarta.

Sebab, mengacu pada standar keamanan yang tertuang pada Undang-Undang Transportasi Umum tahun 2009, ojek tidak direkomendasikan menjadi kendaraan umum karena tingkat keamanannya yang tidak terjamin. [Baca: Ahok dan Kapolda Metro Sepakat Ojek Diperbolehkan]

"Waktu pembuatan Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 menganggap bahwa ojek itu dari sisi keselamatan sangat rendah. Saat ini memang dari segi kebutuhan masyarakat (pada ojek) memang ada. Hanya saja ojek bukan paling cocok, tetapi memang dia bisa mengisi kebutuhan masyarakat saat ini karena memang banyak perjalanan itu tidak bisa ditempuh oleh angkutan yang ada karena angkutan umum tersebut masih terbatas," kata Ellen pada Kompas.com, Kamis (30/7/2015). [Baca: Sempat Adu Mulut, Pengendara Go-Jek Wanita Ini Dipukul Tukang Ojek Pangkalan]

Saat ini memang banyak tempat atau rute yang tidak terisi, akhirnya dilayani oleh ojek. Namun menurut Ellen, pemerintah seharusnya mendorong penggunaan moda transportasi bajaj untuk beroperasi di rute yang tidak terlayani oleh angkutan umum lain.

Sebab, bajaj menyediakan kenyamanan dan keamanan yang lebih baik dibanding ojek. "Itu bisa digantikan oleh bajaj misalnya yang aman, karena dia orang (penumpang) ada di dalam kabin. Kenyataannya seperti itu tetapi tidak dikembangkan, jadi jangan disimpulkan ojek paling cocok," kata perempuan yang juga aktif menjadi ketua di Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Korban Ungkap Pembacokan di Pasar Minggu Terjadi Dini Hari, Picu Bentrokan Dua Ormas

Ibu Korban Ungkap Pembacokan di Pasar Minggu Terjadi Dini Hari, Picu Bentrokan Dua Ormas

Megapolitan
Polisi Kejar Pelaku Penjambretan di CFD Jakarta yang Tertangkap Kamera Fotografer

Polisi Kejar Pelaku Penjambretan di CFD Jakarta yang Tertangkap Kamera Fotografer

Megapolitan
Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Diduga Berawal dari Pembacokan

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Diduga Berawal dari Pembacokan

Megapolitan
Satu Motor Warga Ringsek Diseruduk Sapi Kurban yang Mengamuk di Pasar Rebo

Satu Motor Warga Ringsek Diseruduk Sapi Kurban yang Mengamuk di Pasar Rebo

Megapolitan
Soal Wacana Duet Anies-Sandiaga pada Pilkada Jakarta 2024, Gerindra: Enggak Mungkinlah!

Soal Wacana Duet Anies-Sandiaga pada Pilkada Jakarta 2024, Gerindra: Enggak Mungkinlah!

Megapolitan
Viral Video Plt Kadis Damkar Bogor Protes Kondisi Tenda di Mina, Pj Wali Kota: Ada Miskomunikasi

Viral Video Plt Kadis Damkar Bogor Protes Kondisi Tenda di Mina, Pj Wali Kota: Ada Miskomunikasi

Megapolitan
Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Megapolitan
Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com